Kamis, 08 Juli 2010

ubar kampung

Ubar kampung adalah istilah yang digunakan noleh masyarakat etnik Sunda untuk mendiskripsikan pengertian obat tradisional dalam bahasa Sunda. Ubar berati obat, dan kampung bberarti tempat bermukim masyarakat dalam lingkungan tradisional. Dengan demikian ubar kampung dapat diartikan sebagai obat yang digunakan noleh masyarakat etnik Sunda di pemukiman tradisionalnya. Ubar kampung yang digunakan umumnya berupa tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan turun temurun berdasarkan pengalaman empiris. Pengetahuan empiris turunh temurun ini diajarkan oleh orang tua kepada anak-cucunya melalui cerita-cerita yang sarat dengan kearifan lokal mengenai pentingnya kelestarian alam untuk kesejahteraan manusia, termasuk dalam pemeliharaan kesehatan. Kearifan lokal ini melahirkan kesadaran bahwa "alam adalah anugrah yang harus dipelihara, bukan untuk dirusak atau dihancurkan" Di tengah era modernisasi, pengetahuan masyarakat etnik Sunda masih tetap jumawa dengan falsafah ubar kampungnya. Madsyarakat etnik ini sangat akrab dengan alam dan lingkungannya, sehingga untuk mengatasi gangguan nkesehatan mereka begitu percaya menyerahkan penyembuhannya kepada Sang Pencipta melalui alam lingkungannya. Manusia dalah bagian dari alam, sehingga sebagai komponen alam harus mengikutin hukum alam. Hukum alam pada ahekatnya adalah keseimbangan, sehingga keseimbangan isi alam harus tetap terpelihara. Itulah kata mereka.

Sabtu, 06 Maret 2010

INDIVIDU DAN PERILAKU ORGANISASI

Aktivitas manajer dalam melakukan planning, organizing, directing, maupun controlling tentu tidak semudah membalik telapak tangan, karena suatu organisasi akan dihuni oleh puluhan, ratusan, hingga ribuan manusia yang mempunyai karakter dan perilaku berbmacam-macam. Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang manajer perlu mempertimbangkan kecocokan antar individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Keputusan yang diambil manajer secara khas akan dipengaruhi oleh karakteristik dirinya maupun karakteristik bawahan, misalnya pengambilan keputusan tentang siapa yang melakukan tugas tanpa mengetahui karakter dan perilaku akan dapat memberikan dampak negatif dalam jangka panjang dan sulit untuk dapat diubah kembali.

Untuk mengerti perilaku individu, seorang manajer perlu memperhatikan beberapa variabel yang mempengaruhi perilaku, yang terdiri atas :
a. Variabel lingkungan : keluarga, budaya, tingkat sosial
b. Variabel psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, motivasi, kemampuan fisik, kemampuan mental.
Dari berbagai variabel tersbut, terdapat empat ciri utama individu yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi efektivitas organisasi, yaitu persepsi (perception), sikap (attitude), kepribadian (personality), dan pembelajaran (learning).

Persepsi (perception) adalah pandangan individu terhadap organisasi. Persepsi ini sering dipengaruhi oleh faktor situasional, kebutuhan dan emosi, serta karakter manajer yang seringkali mempengaruhi konsep persepsi selektif.

Sikap (attitude) adalah kesiapan mental yang dikendalikan melalui pengalaman, yang mempunyai pengaruh pada respons seseorang terhadap sesuatu. Manajer mempunyai tugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya, yang berbedaenuntuk tiap individu karena berasal dari lingkungan yang heterogen.

Kepribadian (personality). Masalah yang paling sulit dihadapi oleh seorang manajer adalah memahami hubungan antara perilaku (behaviour) dengan kepribadian (personality). Untuk mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut, perlu dilakukan pendekatan humanistis guna memberi tekanan pada pengembangan dan aktualisai diri (self actualization) individu.

Pembelajaran (learning). Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatifb tetap dalam perilaku sebagai akibat dari suatu praktek. Perlu diperhatikan empat pilar pembelajaran, yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Idealnya keempat pilar pembelajaran ini selalu dilakukan terprogram melalui pelatihan atau sejenisnya, namun untuk menghemat waktu, keempat pilar pembelajaran ini seringkali dilakukan sambil berjalan, melalui apa yang disebut learning by doing.

Selasa, 02 Maret 2010

PIRAMIDA MESIR DAN BOROBUDUR

seseorang memulai perjalanan imajiner ke masa Mesir Purba, dia masuk ke dalam piramid, imajinasinya berkelana dari puncak piramida hingga ke dasarnya. Di atas puncak, ada peti batu tempat mummi firaun, lalu dibawahnya ada peti-peti lain, hingga berakhir di bagian paling bawah, kotaknya panjang tempat pekerja-pekerjanya yang mati ketika membuat mahakarya itu. Imajinasinya lalu membuat garis-garis vertikal dan horizontal yang kemudian tampak seperti struktur organisasi sebuah perusahaan.Paling atas tempat direktur utama hingga paling bawah untuk penempatan karyawan.Ternyata struktur organisasi harus kuat seperti piramid. Lalu perjalanan imajiner diteruskan hingga sampai di candi borobudur. Paling tinggi adalah stupa yang diibaratkan tempat presiden direktur, lalu banyak direktur -direktur kecil dibawahnya, seperti struktur organisasi lagi. Ketika orang itu merenung selepas perjalanan imajinernya, dia termenung, apa sih perbedaan mendasar dari struktur organisasi ala piramida dengan struktur organisasi ala borobudur.Ada yang bisa membantu?

Kamis, 25 Februari 2010

PERENCANAAN SEBAGAI BAGIAN DARI AWAL PROSES MANAJEMEN

Ketika seseorang bangun dari tidur malamnya, dia duduk lalu bersyukur karena telah dihidupkan lagi dari matinya sementara, lalu pikirannya mulai bekerja, muncul satu pertanyaan, "apa?", apa yang akan aku kerjakan hari ini ? Ketika jawabannya muncul, tiba-tiba terlintas lagi pertanyaan baru, "mengapa?", mengapa aku harus mengerjakan itu?, jawabannya kemudian disambung dengan pertanyaan berikutnya, "dimana?", dimana aku harus mengerjakan itu? Pertanyaann berikutnya muncul,"bilamana?", Bilamana atau kapan waktunya aku mengerjakan itu, dan tiba-tiba muncul pertanyaan lagi, "bagaimana?", bagaimana aku mengerjakan itu. Orang itu tersenyum, sambil beranjak bangun dari tempat tidurnya, dia menggumam, :" ah, aku mengerti sekarang, segala sesuatu dalam hidup ini harus direncanakan. Mimpi harus diwujudkan, masa depan tidak mungkin datang sendiri tanpa ada perencanaan dan kerja keras

Senin, 15 Februari 2010

MANAJEMEN APOTEK

Manajemen Apotek, adalah manajemen farmasi yang diterapkan di apotek. Sekecil napaun suatu apotek, sistem manajemEnnya akan terdiri atas setidaknya beberapa tipe manajemen, yaitu :
1. Manajemen keuangan
2. Manajemen pembelian
3. Manajemen penjualan
4. Manajemen Persediaan barang
5. Manajemen pemasaran
6. Manajemen khusus
Manajemen keuangan tentunya berkaitan dengan pengelolaan keuangan, keluar masuknya uang, penerimaan, pengeluaran, dan perhitungan farmako ekonominya.
Manajemen pembelian meliputi pengelolaan defekta, pengelolaan vendor, pemilihan item barang yang harus dibeli dengan memperhatikan FIFO dan FEFO, kinetika arus barang, serta pola epidemiologi masyarakat sekitar apotek.
Manajemen penjualan meliputi pengelolaan penjualan tunai, kredit, kontraktor
Manajemen persediaan barang meliputi pengelolaan gudang, persediaan bahan racikan, kinetika aarus barang. Manajemen persediaan barang berhubungan langsung dengan manajemen pembelian.
Manajemen pemasaran , berkaitan dengan pengelolaan dan teknik pemasaran untuk meraih pelanggan sebanyak-banyaknya. Manajemen pemasaran ini tampak padaapotek modern, tetapi jarang diterapkan pada apotek-apotek konvensional.
Manajemen khusus, merupakan manajemen khas yang diterapkan apotek sesuai dengan kekhasannya, contohnya pengelolaan untuk apotek yang dilengkapi dengan laboratorium klinik, apotek dengan swalayan, dan apotek yang bekerjasama dengan balai pengobatan, dan lain-lain.

Selasa, 12 Januari 2010

Trendsetter vs Follower

ada dua anak muda satu dianggap berhasil, satu lagi lebih sering disebut pecundang, yang satu selalu mengekor pada apa yang dilakukan anak muda yang dianggap berhasil,pecundang sebagai follower mengekor pada dia sang trendsetter. Apa yang dilakukan anak muda yang disebut trendsetter itu? Ternyata sederhana, dia bangun ketika orang lain masih tertidur, dia melangkah ketika orang lain mulai bangun, dia berlari ketika orang lain mulai melangkah, dia tetap semangat ketika orang lain mulai letih, dia masih membaca ketika orang lain mulai tidur. Sederhana ? Hmmmm....