Sabtu, 06 Maret 2010

INDIVIDU DAN PERILAKU ORGANISASI

Aktivitas manajer dalam melakukan planning, organizing, directing, maupun controlling tentu tidak semudah membalik telapak tangan, karena suatu organisasi akan dihuni oleh puluhan, ratusan, hingga ribuan manusia yang mempunyai karakter dan perilaku berbmacam-macam. Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang manajer perlu mempertimbangkan kecocokan antar individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Keputusan yang diambil manajer secara khas akan dipengaruhi oleh karakteristik dirinya maupun karakteristik bawahan, misalnya pengambilan keputusan tentang siapa yang melakukan tugas tanpa mengetahui karakter dan perilaku akan dapat memberikan dampak negatif dalam jangka panjang dan sulit untuk dapat diubah kembali.

Untuk mengerti perilaku individu, seorang manajer perlu memperhatikan beberapa variabel yang mempengaruhi perilaku, yang terdiri atas :
a. Variabel lingkungan : keluarga, budaya, tingkat sosial
b. Variabel psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, motivasi, kemampuan fisik, kemampuan mental.
Dari berbagai variabel tersbut, terdapat empat ciri utama individu yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi efektivitas organisasi, yaitu persepsi (perception), sikap (attitude), kepribadian (personality), dan pembelajaran (learning).

Persepsi (perception) adalah pandangan individu terhadap organisasi. Persepsi ini sering dipengaruhi oleh faktor situasional, kebutuhan dan emosi, serta karakter manajer yang seringkali mempengaruhi konsep persepsi selektif.

Sikap (attitude) adalah kesiapan mental yang dikendalikan melalui pengalaman, yang mempunyai pengaruh pada respons seseorang terhadap sesuatu. Manajer mempunyai tugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya, yang berbedaenuntuk tiap individu karena berasal dari lingkungan yang heterogen.

Kepribadian (personality). Masalah yang paling sulit dihadapi oleh seorang manajer adalah memahami hubungan antara perilaku (behaviour) dengan kepribadian (personality). Untuk mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut, perlu dilakukan pendekatan humanistis guna memberi tekanan pada pengembangan dan aktualisai diri (self actualization) individu.

Pembelajaran (learning). Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatifb tetap dalam perilaku sebagai akibat dari suatu praktek. Perlu diperhatikan empat pilar pembelajaran, yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Idealnya keempat pilar pembelajaran ini selalu dilakukan terprogram melalui pelatihan atau sejenisnya, namun untuk menghemat waktu, keempat pilar pembelajaran ini seringkali dilakukan sambil berjalan, melalui apa yang disebut learning by doing.

13 komentar:

  1. Wah.. tugas manager rumit juga ya... mau nanya pak. misalnya kita punya bawahan yang banyak sampai ratusan, cara kita untuk memahami sikap, persepsi, dan kepribadian mereka secara kesuluruhan yang efektif bagaimana? kan ga mungkin klo kita mendekati satu per satu, bisa2 perusahan ga jalan karena manager sibuk memahami karyawan.

    BalasHapus
  2. assalamu'alaikum,,,

    bapak,,, lusi coba memberi pendapat ya,, mohon saran dan kritiknya y klo salah,, hehe,,,

    berarti dalam hal ini pemimpin harus memiliki karakter yang kuat y,, sifat egoisme, idealisme, anarkisme tidak boleh ada dalam seorang manager karena memungkinkan sulitnya berkomunikasi dengan bawahan,, tetapi kalau sistem komunikasi dan kerja sama antara manager dan bawahan tidak berjalan lancar dan timbulnya ketidakcocokkan berarti suatu organisasi yang dibangun juga tidak bisa dicapai dengan maksimal...

    nah, saya maw nanya pak,,, kalau cara komunikasi yang baik antara manager dan bawahan itu seperti apa ya?? bagaimana caranya agar manager dan bawahan punya cara komunikasi yang baik??

    terima kasih,,, ^___^

    wassalamu'alaikum,,,

    BalasHapus
  3. Widji : cara yang paling mudah, efektif, tapi mungkin agak memerlukan biaya cukup besar adalah dengan seringnya melakukan pelatihan yang mengarah pada pembentukan kareaqkter serta penyamaan persepsi perusahaan. Dengan pelatihan kita dapat mengarahkan karakter, sikap, dan lain-lain, sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

    Uci: komunikasi yang baik antara manajer dengan bawahan adalah komunikasi dua arah dengan mengkedepankan rasa saling menghargai. Bawqahan akan sangan menghormati dan menyayangi manajer bila manajer memperlakukan mereka sebagaimana layaknya manusia. Bawahan juga manusia, punya rasa, punta cinta, punya harga diri. Perlakukan mereka manusiawi, itu saja.

    BalasHapus
  4. Aslmkm..
    Karakter individu yg bervariasi berpengaruh kepada kinerja sebuah organisasi,dan merupakan tanggung jawab seorang manajer utk mengarahkannya menjadi sesuai tujuan dr organisasi melalui sebuah proses seperti yang telah Bpk utarakan sblmnya yaitu melalui pembelajaran learning by doing,bahwa semua yang kita harapkan,pastilah membutuhkan sebuah proses,tidak mungkin tercapai tiba-tiba,kalaupun ada pasti tidak akan bertahan lama.. Hehe.. Wslmkm..

    BalasHapus
  5. Aslmkm..

    Pak danang ijin bertanya..
    "Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang manajer perlu mempertimbangkan kecocokan antar individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Misalnya pengambilan keputusan tentang siapa yang melakukan tugas tanpa mengetahui karakter dan perilaku akan dapat memberikan dampak negatif dalam jangka panjang dan sulit untuk dapat diubah kembali."

    bagaimana seorang manajer dapat menentukan orang yg tepat untuk suatu posisi jika orang tsb. adalah karyawan baru ?

    kalau tidak salah biasanya seorang pelamar akan mununjukkan hal2 baik yg ia miliki agar dpt diterima,selain itu bagaimana seorang manajer dpt mengetahui bahwa seorang bawahannya telah mengrti tentang visa dan misi perusahaan ?

    maaf bahasanya belibet pak..
    blm terbiasa menulis

    terima kasih pak..

    BalasHapus
  6. dear Bpk. Moel...
    Saya ingin menanyakan kegiatan sehari-hari yang seperti apa dapat melatih sifat kepemimpinan? terimakasih

    BalasHapus
  7. Danang : Kan sebelum masuk ada wawancara dan psikotest, dari dsitu akan kelihatan terang benderang.

    Uci : semua kegiatan, di kelas, di kampus, di kantin, di rumah bisa dipake untuk berlatih kepemimpinan. Coba perhatikan dulu karakter temen-temen nya, ntar mengerti mana yang sudah mempunbyai benih karakter pemimpin.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. aslmualaikum....
    numpang comment yah pak,

    Jadi mmenejer hrus siap segala-galanya.... kalau gak memiliki kualifikasi menejer seperti yang bapak jelaskan diatas jangan pernah berfikir bisa mencapai posisi itu....Namun kita masih memiliki waktu untuk proses menuju ke sana....

    bagaimana pak??

    wasslm,

    BalasHapus
  10. Zoel : Yang penting kita tidak termasuk manusia yang merugi karena waktu, kita masih banyak memiliki waktu untuk mengejar dan mewujudkan mimpi. Jangan pernah tidak berfikir kita tidak bisa mewujudkan mimpi, justrub kita harus terus berfikir dan berfikir bagaimana caranya meraih mimpi.

    BalasHapus
  11. assalamu'alaikum,,,
    bapak,, puntenn mau tanya lg,,
    kemarin tentang mata kuliah yang pengambilan keputusan itu pak,,,
    apakah pengambilan keputusan dari seorang manajer itu bdasarkan keputusan sepihak aja atau berdasarkan kesepakatan dari anggota struktur organisasi yang lainnya???

    terima kasih sebelumnya y pak,,, ^___^

    BalasHapus
  12. Hmm..tertarik dengan kalimat ini:
    "Manajer mempunyai tugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya, yang berbedaenuntuk tiap individu karena berasal dari lingkungan yang heterogen."

    pernah kepikiran dan mungkin banyak terjadi di organisasi2..ketika hubungan antara pemimpin dengan bawahannya sebenernya terlihat baik2 ajah..cuma ada sedikit hal yang gak enak dilihat..
    para bawahan di organisasi tersebut sering terlihat ngomongin pimpinannya di belakang dia.. baik positif sampe yang negatif(walapun kebanyakan negatif nya)
    dan lucu nya ternyata dari pimpinannya juga ngelakuin hal yang sama ke bawahannya..hehe..

    gak tau sapa yang bener dalam hal kayak gini..tapi..jelas ada yang gak beres dalam hubungan anatara pimpinan-bawahan ini..

    ngebayangin itu..jadi kepikiran..
    sebagai calon manager (amiiinnn...^^)yang nantinya bakal memimpin orang2 yang ky bapak bilang heterogen ituh...tentunya kita gak mau hubungan aneh itu terjadi..

    terus..gimana dong ngubah sikap individu2 yang seperti ini..karena hal kayak gini kan emang masalah nya adalah satu..TIDAK TERBUKA..
    Orang2 bersikap tidak terbuka karena banyak hal..untuk kasus ini sih..karena ada nya border pimpinan-bawahan yang sadar gak sadar sulit untuk di tembus untuk kebanyakan orang..yah sederhanya nya mah "gak enak ngomongin langsung ke orangnya"..apa lagi dari bawahan ke pimpinan..meskipun tidak menutup kemungkinan pemimpin bisa ngelakuin hal yang sama seperti kasus di atas..

    dan sadar gak sadar juga..sikap ini sering kita lakukan dalam kehidupan sehari2 ke temen..tentangga..bahkan mungkin ada yang ke anggota keluarga juga..jadi sikap yang satu ini emang udah mendarah daging di kebanyakan orang...bahkan kadang udah melakukan pendekatan personal pun masih ajah sikap ini ada...

    so..gimana harusnya managger ngadepin hal kayak gini yah..?

    maap pak kalo kepanjangan..ini cuma mw share pendapat ajah..hehehe..antisipasi kalo sampe kejadian di sekitar kita.. :P

    BalasHapus
  13. Echa, kunci dari semua itu ya belajar. Pertama belajar mencari tahu, "learning to know", lalu bila sudah tahu, belajarlah mengerjakan sesuatu,"learning to do". Untuk belajar dua hal itu, tidak mungkin bila kita bersikap egois, jadi harus belajar bagaimna caranya kita hidup dalam suatu society, learning live together". Terakhir barulah kita belajar menjadi seseorang yang mengerti segala apa yang ada disekitar kita,"learning to be". Semua gak mungkin dilakukan instant, belajarlah sambil berjalan,"learninbg by doing". Insya Allah, yang dikhawatirkan gak akan terjadi.

    BalasHapus