Sabtu, 07 Januari 2012

ETNOFARMAKOGNOSI

Etnofarmakognosi adalah bagian dari ilmu farmasi yang mempelajari penggunaan obat dan cara pengobatan yang dilakukan oleh etnik atau suku bangsa tertentu. Ruang lingkup etnofarmakognosi meliputi obat dan cara pengobatan menggunakan bahan alam. Komunitas etnik suatu daerah mempunyai kebudayaan dan kearifan lokal yang khas sesuai dengan daerahnya masing-masing. Hal tersebut berdampak pada pengetahuan obat dan pengobatan tradisionalnya. Berbagai etnik di Indonesia mempunyai pengalaman empiris masing-masing dalam mengatasi gangguan kesehatan. Pengetahuan empirik etnis berbeda pada setiap wilayah tergantung pada sifat khas dan kearifan budaya (cultural w2isdom) masing-masing. Etnofarmakognosi merupakan bagian dari ilmu pengobatan masyarakat tradisional yang seringkali terbukti secara empiris dan setelah melalui pembuktian-pembuktian ilmiah dapat ditemukan atau dikembangkan senyawa obat baru.
Masyarakat etnik tradisional umumnya mempunyai budaya kehidupan yang juga tradisional, termasuk dalam hal pemeliharaan kesehatan. Budaya tradisional yang kuat menyebabkan pengetahuan obat dan cara pengobatan juga diperoleh secara turun-temurun, terbatas dalam pengetahuan jenis penyakit dan cara penanggulangannya. Kehidupan yang menyatu dengan alam dan keyakinan bahwa dirinya merupakan bagian dari alam menumbuhkan kesadaran bahwa alam adalah penyedia obat bagi dirinya dan masyarakatnya. Mulai dari sinilah berkembang pengertian obat tradisional.
Obat tradisional Indonesia merupakan bagian dari sosio budaya yang menjadi salah satu aset kekayaan bangsa Indonesia. Bagian integral dari sosio budaya bangsa mempunyai makna bahwa keberadaan dan eksistensi obat tradisional menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Kemajuan ilmu dan teknologi yang merambah hampir semua bidang ilmu, termasuk teknologi farmasi, menyebabkan perubahan perilaku dan pola hidup, yang berdampak pada penggunaan dan konsumsi obat. Obat tradisional Indonesia yang pada awalnya merupakan produk obat kebanggaan bangsa, perlahan terkikis oleh budaya teknologi yang menjadi tumpuan pola pikir masyarakat. Perkembangan ilmu kimia organik sintesis menghasilkan molekul kimia organik berkhasiat obat dalam jumlah yang fantastis. Industri kimia organik sintesis memacu industri farmasi menghasilkan obat-obat baru yang berbahan baku senyawa sintetis. Industri obat berbahan kimia sintetis menyebabkan tumbuh kembang industri farmasi yang luar biasa, namun disis lain, industri obat tradsisional yang berbahan baku bahan alam terancam kelangsungan hidupnya. Persainga tidak sehat mulai muncul, industri obat berbahan kimnia sintetis yang dipelopori oleh industri negara-negara maju melontarkan issue tentang obat tradisional yang belum teruji khasiatnya secara klinis. Pola pikir masyarakat yang mulai beranjak modern menerima issue tersebut sebagai sesuatu yang mutlak benar, sehingga perlahan penggunaan dan segmen pengguna obat tradisional mulai berkurang. Obat tradisional mengalami kemunduran, obat berbahan kimia sintetis mulai menguasai pasaran. Hukum ekonomi mulai berlaku, permintaan yang tinggi menyebabkan harga obat berbahan kimia sintetis menjadi tidak terjangkau masyarakat tingkat menengah ke bawah, sementara obat tradisional telah ditinggalkan karena krisis kepercayaan. Indonesia, sebagai negara dengan mega diversitas flora yang tinggi seharusnya mempunyai pemikiran untuk mengembangkan kekayaan yang tidak terhingga nilainyatersebut. Industri obat berbahan kimia sintetis boleh saja maju pesat, tetapi hal itu tidaklah harus berarti bahwa obat tradisional Indonesia hanya tinggal sejarah atau cerita saja. Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi keakayaan alam dan budaya yang bervariasi, yang bila dikembangkan sinergis akan menghasilkan sesuatu yang berarti bagi bangsa pada khususnya dan bagi dunia pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar