Jumat, 17 Februari 2012

INDIVIDU DAN PERILAKU ORGANISASI

Aktivitas manajer dalam melakukan planning, organizing, directing, dan controlling, tentu tidak semudah membalik telapak tangan, karena suatu organisasi akan dihuni oleh puluhan, ratusam hingga ribuan manusia yang mempunyai karakter dan perilaku berbeda. Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang manajer perlu mempertimbangkan kecocokan antar individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Keputusan yang diambil manajer secara khas akan dipengaruhi oleh karakteristiki manajer maupun karakteristik bawahan, misalnya pengambilan keputusan tentang siapa yang melaksanakan tugas tanpa mengetahui perilaku akan dapat memberikan dampak negatif jangka panjang dan sangat sulit untuk dapat diubah kembali.


Untuk mengerti perilaku individu, seorang manajer perlu memperhatikan beberapa variable yang mempengaruhi perilaku, yang terdiri atas :

a. Variabel lingkungan : keluarga, budaya, kelas sosial

b. Variabel psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, motivasi,

kemampuan fisik, kemampuan mental.

Dari berbagai variabel tersebut, terdapat empat ciri utama individu yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi efektivitas organisasi, yaitu persepsi (perception), sikap (attitude), kepribadian (personality), dan pembelajaran (learning).


Persepsi (perception) adalah proses pemberian arti oleh individu kepada organisasi. Persepsi ini sering dipengaruhi berbagai hal, seperti faktor situasional,kebutuhann dan emosi, serta karaktristik manajer seringkali mempengaruhi konsep persepsi selektif.


Sikap (attitude) adalah kesiapsiagaan mental yang dikendalikan melalui pengalaman, yang mempunyai pengaruh kepada respons seseorang terhadap sesuatu. Manajer mempunyai tugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya yang berbeda untuk tiap individu, karena mereka berasal dari lingkungan yang heterogen.


Kepribadian (personality). Masalah yang paling sulit dihadapi oleh seorang manajer adalah memahami hubungan antara perilaku (behaviour) dengan kepribadian (personality). Untuk mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut, perlu dilakukan pendekatan humanistis guna memberikan tekanan pada pengembangan dan aktualisasi diri (self actualization) dari individu.


Pembelajaran (learning). Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatif tetap dalam perilaku sebagai akibat dari suatu praktek. Untuk itu perlu selalu diperhatikan empat pilar pembelajaran, yaitu :

a. learning to know

b. learning to do

c. learning to live together

d. learning to be


Idealnya keempat pilar pembelajaran ini selalu dilakukan terprogram melalui pelatihan atau ha;-hal sejenisnya, namun untuk menghemat waktu, keempat pilar pembelajaran ini seringkali dilakukan sambil berjalan melalui apa yang disebut learning by doing

233 komentar:

  1. 1. Berdasakan variabel-variabel yang mencocokan antara individu yang ditangani seorang manajer ,. Bagaimana kiat seorang manajer untuk bisa mengetahui aspek-aspek variable tersebut ?

    2. Masalah yang paling sulit dihadapi oleh seorang manajer adalah memahami hubungan antara perilaku (behaviour) dengan kepribadian (personality). Untuk mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut, perlu dilakukan pendekatan humanistis. Jika ditinjau dari jumlah individu yang tanganin seorang manajer pada umumnya jumlah individunya banyak dan memerlukan waktu jika melakukan pendekatan, bagaimana cara solusi efektif pendekatan humanitis ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengalaman dan komunikasi yang baik. Setelah mengikuti kuliah-kuliah selanjutnya anda akan semakin mengerti.

      Hapus
    2. bentuk pengalaman seprti apa dan cara komunikasi yang baik untuk seorang manajer seperti apa ? saya tunggu dimateri kuliah bapak

      terima kasih

      Sasmita Eka Saputra

      260112110603

      Hapus
  2. Sikap (attitude) seorang manajer yang bertugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya pastilah tidak mudah, sesuai dengan alasan yang dikemukakan, yaitu keheterogenan masing-masing individu tersebut. Bagaimana cara mensiasati pengubahan sikap tersebut supaya tidak terkesan karena ke'egoisan', namun untuk menyeragamkan persepsi bahwa hal tersebut dilakukan agar timbul suatu keefektifan dalam sebuah organisasi?

    Terima Kasih.
    Lina R Rizkuloh
    Profesi Apt Unpad 2012

    BalasHapus
  3. Pengambilan keputusan tentang siapa yang melaksanakan tugas tanpa mengetahui perilaku akan dapat memberikan dampak negatif jangka panjang dan sangat sulit untuk dapat diubah kembali. Apa saja dampak negatif jangka panjang yang dapat terjadi? Sedangkan untuk jangka pendeknya, apakah ada dampak negatifnya?

    Bagaimana cara manajer mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya dalam kurun waktu yang cepat?

    Terima kasih
    Niken Danastri
    260112110519
    Profesi Apt Unpad 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dampak akan sangat situasional dan kondisonal, sulit utk digeneralisasi. Yang terbaik adalah menghindarkan dampak atau meminilisasi dampak dg cara memberikan tugas dan jabatan berdasarkan perilaku, misalnya seseorang kita tahu berperilaku konsumtif, jangan tempatkan dia dalam bidang yang berkaitan dengan keuangan

      Hapus
    2. Saya dapat menafsirkan perkataan bapak dengan mengkonfersinya dalam strategi sepokbola yg dirancang oleh sorg pelatih. Tentu sorg pelatih harus memahami kemampuan dan watak tiap pemainnya dalam menempatkan tiap posisi masing2 seorg pelari dan pengumpan tentu akan ditempatkan dipsisi sayap tidak mungkin jadi pemain belakang karena akan menyianyiakan kemampuannya.
      Terima kasih mohon koreksinya.

      Hapus
  4. Assalamualaikum Pak Moel,
    mana yang lebih baik manager; yang awalnya karyawan biasa kemudian jadi manager atau orang yang berpendidikan tinggi dan langsung ditempatkan di posisi manager?

    Terima Kasih
    Ati Harsisa (260112110529)
    Apt Unpad 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dua-duanya juga baik, masing-masing punya kelemahan dan kelebihan. Manager karir lebih baik dari segi pengalaman, manager berpendidikan lebih baik dalam pola pikir. Mana yang diambil tergantung sitem manajemen yang dianut. Sistem manajemen modern tentu akan lebih mengutaman pola pikir

      Hapus
    2. menanggapi:
      mana yang lebih baik manager; yang awalnya karyawan biasa kemudian jadi manager atau orang yang berpendidikan tinggi dan langsung ditempatkan di posisi manager..


      bukankan dalam memilih seorang manager perusahaan memiliki qualifikasi" tertentu, untuk merekrut seorang manager, tentunya didasari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja kan... terima kasih..
      wassalam


      mulki baiquni
      apoteker unpad 2012 kelas A npm 260112110557

      Hapus
    3. menanggapi Mulki Baiquni:

      iya, jelaslah dalam memilih seorang manager perusahaan menetapkan kualifikasi-kualifikasi tertentu. Sekarang misalnya dalam kondisi, terdapat dua orang yang kompeten,satu karyawan biasa dengan pengalaman yang banyak dengan pendidikan yang standar sedangkan satunya berpendidikan tinggi namun kurang pengalaman.

      Ya, memang idealnya, memiliki kedua-duanya, pengalaman dan pendidikan yang tinggi.
      Tapi kalau dihadapkan pada pilihan ini, mungkin, sesuai yang saya pahami dari Pak Moel, bahwa tergantung sistem manajemen yang dianut, yang mengutamakan pola pikir, mungkin lebih tepat pada manager yang berpendidikan tinggi, karena pengalaman dapat diperoleh dengan proses learning by doing.

      Hapus
    4. sistem manajemen modern itu seperti apa pak?


      rizvina nurmaulida
      260112110521
      Apt unpad 2012

      Hapus
  5. Assalamualaikum
    Menurut saya seorang menejer perlu memiliki sikap keteladanan, dimana pengubahan sikap seseorang dengan dimulai mencontohkan sikap yang benar akan mudah karena tiap orang pada umumnya dalam bersikap selalu mencari parameter untuk mengukur apakah sikap mereka sudah benar atau belum...

    wassalamualaikum
    Ismail Hasan (260112110571)
    Profesi Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. kata Mario Teguh : " super sekali..."

      Hapus
    2. kalau begitu pak,memang di nomor satukan adalah memperbaiki pribadi sebelum orang lain. Menjadi seorang leader harus menjadi panutan bukan seseorg yg bawa cemeti kemanapun untuk diikuti kemauannya.
      Namun adakalanya pertanyaan yg muncul adalah bgai mana seorang pemimpin dapat mengetahui bahwa sikapnya sdah pantas menjadi teladan atau belum?

      Hapus
  6. Assalamualaikum...
    Ingin berpendapat sedikit,dari semua aspek yang telah dikemukakan diatas,apakah kedisiplinan bukan merupakan suatu syarat bagi seorang individu agar bisa menjadi manager yang dapat memanage bawahannya?
    Bukankah seorang manager yang baik adalah individu yang mampu memanage dirinya sendiri?disiplin dalam misinya u/ mewujudkan visinya.Karakter manager yang seperti ini,sekiranya dapat mempengaruhi persepsi bawahannya,maka akan lebih mudah untuk melakukan pendekatan.sehingga keselarasan dalam organisasi akan tercapai

    Terima kasih,mohon maaf apabila ada yang tidak sesuai.
    Suciyati Madeali (260112110563)
    Profesi Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disiplin memang syarat utama bila ingin sukses dalam segala pekerjaan

      Hapus
  7. Pendapat saya, Ketika seorang manajer ataupun bawahannya memiliki kesamaan 4 pilar pembelajaran melalui pelatihan mungkin kepribadian (personality) antara manajer dan bawahan pun akan saling mengenal kepribadian masing-masing karena sebelumnya mereka melalui pembelajaran yang sama. Dari 2 variabel tersebut maka akan mempengaruhi bagaimana manajer dan bawahan harus bersikap (attitude)serta memiliki persepsi (perception) yang sama dalam organisasi. Ini terjadi apabila karakter manajernya 'low profile' serta bawahan bisa menghargai dan menghormati manajer sehingga efektivitas organisasi akan sejalan dinamis dan harmonis.
    Terimakasih.

    Lea Oktaviani
    260112110522
    Profesi Apoteker Unpad 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua bisa berlansung sejalan waktu, learning by doing, yang penting, jangan pernah berhenti utk belajar.

      Hapus
  8. Assalamualaikum Bapak,,
    Menyambung pernyataan bp diatas,,bahwa Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang manajer perlu mempertimbangkan kecocokan antar individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Lalu apakah hub interpersonal yang baik antar sesama individu akan menjamin keberhasilan suatu organisasi pa?
    dan apakah ada aspek lain selain memahami perilaku individu dalam pengambilan keputusan dalam suatu organisasi?

    Terimakasih,
    Friska Dwiyunin M (260112110540)
    Apt Unpad 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Umumnya begitu, aspek lain pasti banyak, nanti kita bahas selanjutnya

      Hapus
  9. Ass,,saya sangat setuju sekali dg 4 ciri utama individu yang harus diperhatikan yaitu persepsi,sikap,kepribadian dan pembelajaran,,
    Langkah sprti ap yang harus diambil jika kita menjadi manager,kita memiliki bawahan yang memiliki kepribadian yang cenderung tertutup bahkan setelah dilakukan pendekatan secara personal sekalipun?

    Terima kasih bapa sebelumnya,
    Meryana Sulistiyani (260112110609)
    Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. kasus spt ini individualistis sekali, tapi apapun manajer harus mampu mengendalikan pikiran karyawan utk kepentingan corporate

      Hapus
    2. menanggapi deranger:
      menurut saya, orang yg memiliki kepribadian yg cenderung tertutup, biasanya akan mulai membuka diri untuk hal2 yg disukai/disenanginya. sebagai seorang manajer, kita dapat memulai pendekatan terhadap orang tersebut dengan mulai membicarakan apa yg disukainya, selanjutnya secara bertahap kita dapat mengendalikan pikiran orang tsb utk kepentingan corporate.

      kesukaan seseorang terhadap sesuatu juga dapat mencerminkan kepribadian dari orang tersebut. menurut saya, seorang manajer harus mampu membaca kepribadian bawahannya melalui hal2 yg disukai ataupun yg tidak disukai.

      tolong dikoreksi jika kurang tepat, terima kasih.
      Meilani Jayanti (260112110583)
      Apt UNPAD 2012

      Hapus
    3. Menanggapi:
      Menurut saya setertutupnya sifat seseorg mereka jg tetap memiliki rasa kebutuhan bersosialisasi namun terkadan mereka mash belum memiliki metode yg pas untuk melakukannya. disinilah tugas meneger dgn mampu membaca pemikiran dan sikap bawahannya. mencoba mencari celah dan peluang untuk membuka jalur komunikasi yg disukai bawahan agar segala bentuk informasi baik dari atas ataupun sebaliknya dapat berjalan dgn baik. terima kasih moho dikoreksi bila terdapat kesalahan.

      Hapus
  10. Assalamualaikum Pak Moel..
    Di awal bapak menyebutkan bahwa aktivitas manajer adalah planning, organizing, directing, dan controlling.
    Saya mau menambahkan, dari suatu pos yang saya baca, ada satu lagi aktivitas manajer yang belum bapak sebutkan, yaitu Staffing.
    Dimana manajer akan memberikan bimbingan kepada bawahannya agar dapat melaksanakan tugas secara optimal dan sesuai dengan kemampuan bawahannya. Atau dengan kata lain disini manajer akan merekrut lalu melatih dan kemudian menempatkan bawahan pada posisi tertentu. Pelatihan yang diberikan dapat berupa pelatihan mental, fisik, emosi atau keahlian.

    Terima kasih dan mohon maaf apabila ada yang salah.
    Annisa Fitriani (260112110553)
    Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. nanti kita bicarakan dalam bagian lain kuliah, sabar ya....

      Hapus
  11. assalammualaikum wr wb
    ada bbrp hal yg sy sepakati pendapatnya,trutma mengenai 4 pilar. tp ada prtnyaan yg timbul:
    1. bagaimana dengan aspek Kebiasaan dlm tiap org yg brbeda?apakah hal tersebut termasuk kedalam variabel lingkungan (budaya)atau psikologis (kepribadian)?
    2. sikap attitude seorang manager "mempunyai tugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya yang berbeda untuk tiap individu, karena mereka berasal dari lingkungan yang heterogen".mungkinkah ini dikatakan OTORITER yang memang diperlukan?? dan notabene otoriter menuju dampak negatif (menurut saya),bgaimana menyikapinya..
    3. manager itu pemimpinkah/pimpinan?? dan seorang pemimpin/pimpinan bisa dikatakan manager...

    mohon penjelasannya pak,terimakasih
    wslm

    wahyu retno wulan (260112110558)
    Pharmacist..unpad 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam perjalan waktu kuliah ini, wulan akan mengerti perbedaan antara pemimpin yg otoriter dan pemimpin yang punya leadership

      Hapus
    2. ass.
      ingin menanggapi teman seperjuangan saya mba wahyu:
      1.Menurut saya kebiasaan itu merupakan termasuk kedalam keduanya,namun terdapat aspek yang membedakan kebiasaan tsb. untuk kebiasaan yg termasuk budaya adalah merupakan kebiasaan yg dilakukan olh suatu masyarakat dlm lingkungan tertentu secara turun temurun atau dengan kata lain kebiasaan yang dilakukan olh bbrp orang dlm suatu tempat..sedangkan kebiasaan dlm hal kepribadian adalah kebiasaan yg aspeknya secara individual,yg terbentuk oleh beberapa faktor baik dari dlm dirinya sendiri atupun pengalaman individua trsebut..sperti yg dijelaskan waktu kita kuliah tamu tgl 15 feb kmrn bahwa kebiasaan adalah slah satu faktor sangat brpngaruh dlm mmbentuk kepribadian.
      2.sedikit mmberi gambaran perbedaan antara pemimpin yg otoriter dan pemimpin yg mempunyai leadership..untuk pemimpin yang otoriter jelas kita mngetahui bahwa seorang individual yg memiliki kewenangan atau "power" untuk dapat memerintah atau memberikan tugas kepada bawahan untuk diselesaikan dlm mencapai tujuan tertentu,namun seorg pemimpin otoriter tidak bisa memperhatikan bgaimana pndapat bwahan tsb,apakah suka disuruh melakukan suatu tugas yg tujuannya tidak dia sukai?apakah si bawahan tsb mmpunyai pmikiran yg sma dgn sang pemimpin otoriter?jelaslah apabila begitu seorang pemimpin otoriter yg hanya menjadi "boss" yg tdk peduli dgn bawahannya..
      untuk pemimpin yg punya "leadership" perbedaannya adalah pemimpin tsb bukan memerintah seperti pemimpin yg "otoriter",namun dia akan memberikan gambaran bagaimana indahnya tujuan suatu organisasi tsb yg dpt dicapai apabila pemimpin dan bawahan memiliki rasa senang yang sama dlm meraih tujuan tsb,sehingga dlm menjalankan organisasi baik pemimpin maupun bawahan akan melakukan semua pekerjaan atau tugas dgn sepenuh hati atau menghayati pekerjaan tsb sehingga organisasi tsb lebih "hidup" seperti yg kita dengar dari Pa Moel, dan tentunya bagaimana indahnya apabila tercapai tujuan bersama-sama antara pemimpin yg punya "leadership" dgn bawahannya..selain itu juga ada suatu kemampuan seorang pemimpin yg punya "leadership" yaitu dapat membuat bawahannya percaya dgn dia,dgn adanya saling percaya-mempercayai,maka akan tercipta keindahan dlm suatu organisasi..
      sodari wahyu,untuk melihat contoh bagaimana seorang pemimpin yg punya "leadership" yg dapat "menyamakan persepsi" tanpa secuilpun cara "otoriter" tdk perlu jauh2..ingat kita kuliah Menfar kmrn? bagaimana Pa Moel dapat menyamakan persepsi dan MIMPI kita untuk menjadi seorang Manager yg Hebat,yg Kuat,yg Tangguh yg akan menghadapi masa depan kita..padahal kita semua berasal dari tempat yang berbeda2,universitas yg berbeda2,suku yg berbeda2,tempat lahir yg berbeda2..namun seperti tetesan air yg mampu melubangi batu,lembut tanpa ada sedikitpun "otoriter". kita yg awalnya sebuah "BATU" dapat menjadi "MANUSIA yg HIDUP" karna diberikan suatu mimpi/motivasi..maaf pak Moel apabila ada kata2 saya yg kurang berkenan dihati bapak,namun inilah pelajaran yg saya dapat dari pertama kali saya kuliah dgn bapak,dan saya ingin terbuka apa adanya,apabila ada salah saya sangat mohon maaf yg sebesar besarnya pak..
      3.dan untuk pertanyaan ini saya rasa kita akan belajar bersama2 diperkuliah bapak Moelyo..

      dan setelah saya baca materi di atas,perlu 1 lagi pak faktor yg sangat penting yaitu "SITUASI" karena meskipun kepetusan yg sangat benar sekalipun akan menjadi kurang efektif apabila situasinya tidak tepat..oleh karena itu saya sangat berharap bapak mau mengajarkan kami bagaimana cara2 atau kiat2 membaca situasi..karna menurut saya hal ini pun sangat penting dlm menjadi manajer yg handal.

      sekali lagi saya mohon maaf apabila masih bnyak kekurangan dlm tanggapan saya,karna sayapun masih perlu banyak belajar lagi dari semua hal yang ada dlm Alam yg diciptakan olh Yang Maha Kuasa..

      Ade Irwansyah
      NPM: 260112110549
      Apt UNPAD 2012
      wassalam..

      Hapus
    3. manusia harus saling memberi dan menerima, itu hukum alam. Kita bagian dari aklam jadi harus mengikuti hukum alam. Ade sudah memberi sesuatu yang mewarnai mimpi kitra semakin indah, tidak perlu ada yang tersinggung, yang penting mari kita maju bersama.

      Hapus
    4. terima kasih banyak pak atas pelajaran hidup yg bapak berikan..mari kita semua wujudkan semua mimpi-mimpi kita..mimpi-mimpi yang akan membuat kita maju bersama..

      Hapus
    5. terimakasih pak. semoga sy mengerti smpai mnjadi manager yg baik ^^ amin.

      teringat bhw seorang manager bukanlah "BATU"
      tp ad tipe org yg cerdas dlm bhs verbal,ad jg yg hy mmpu mlalui non verbal (kurang dlm publik speaking) namun mgkn sj dy lbh pintar dlm pengetahuan.
      bgaimna pak mensiasati sikap trsebut,dn mungkinkah dpt mnjd seorang manager??
      belajar itu bkn sja keinginan tapi harus dipaksakan.. ingin itu bukan aksi,,gk akn jd reality.

      Hapus
  12. Assalamualaikum bapak,
    Hal yang saya dapat dari pernyataan bapak yaitu,Para pemimpin yang ada di seluruh bagian perusahaan dimanapun ia berada, harus mampu menjadi motor perubahan.
    di buku yang pernah saya baca “The Winning Attitude”, Jhon C. Maxwell menuliskan:
    “orang berubah ketika mereka cukup sakit sehingga harus berubah; cukup belajar sehingga ingin berubah;
    cukup menerima sehingga mereka bisa berubah.”
    Karena itu para pemimpin (dalam hal ini manajer) perlu mengenali siapa-siapa saja orang-orang yang berada dalam salah satu dari tiga tahap tersebut. Sehingga seorang manajer dapat menciptakan suasana yang menyebabkan salah satu dari tiga hal ini terjadi.

    Yang akan saya tanyakan, apa yang pertama dan utama sekali perlu diubah oleh para manajer sehingga ia mampu menciptakan suasana yang akan mendorong orang lain ikut berubah dan mau menerima keputusan seorang manajer?

    Terima kasih bapak sebelumnya,
    Priska Primandini (260112110578)
    Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. perubahan tdk perlu terjadi dg membuat"sakit". Belajar utk mau berubah, dan belajar menerima perubahan adalah prinsip yang harus selalu kita pegang kalau mau maju. Intinya adalah TETAP BELAJAR. "long life learning" begitu kata orang bijak.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. saya setuju dengan pendapat bapak.. :)
      perubahan terjadi asalkan kita mau belajar..

      Perubahan pada diri sendiri juga terjadi jika kita mau bertemu dengan orang baru dan juga MEMBACA buku baru :)

      Hapus
  13. Aslm pa.moel..
    saya tertarik dengan pernyataan bapa yang menyatakan, "Keputusan yang diambil manajer secara khas akan dipengaruhi oleh karakteristik manajer maupun karakteristik bawahan"
    hal ini (decision making) menurut saya merupakan kunci utama dalam menjadi manajer.menurut referensi lain yg saya baca,manajer itu lebih baik menghindari groupthink pak karena kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengutarakan opini-opini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok yang jatuh dalam groupthink, hasrat untuk selalu harmonis mengalahkan pertimbangan untuk mendapatkan keputusan yang berkualitas..jadi pak,saat kita menghadapi keputusan yg sulit langkah apa yg kita harus jalani utk menghasilkan "rightdecision"?
    menurut saya pa,utk mencapai aspek2 yg bapak utarakan diatas tsb membutuhkan proses yg cukup lama.saat kita lulus apt dan menjadi manajer kelak,amin hhe.tetapi belom mencapai aspek2 tsb,bagaimana kita mengambil keputusan yg tepat?

    Terimakasih bapak :)
    Gesha kalista (260112110566)

    BalasHapus
  14. Assalamualaikum

    Saya ingin menambahkan. Menurut saya, seorang manajer dalam melakukan tugasnya (planning, organizing, directing dan controlling) juga perlu memiliki kecakapan dalam komunikasi. Selain memperhatikan hal-hal yang telah disebutkan dalam postingan ini, dalam pengambilan keputusan perlu komunikasi yang baik antar individu (manajer dan bawahan) sehingga keputusan yang diambil sesuai tujuan dan kesepakatan bersama.

    Terima kasih.
    Wass

    Dewi fitriana (260112110570)
    Profesi Apoteker UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali, nanti akan ditemui padsa kuliah-kuliah selanjutnya

      Hapus
    2. menanggapi dewi:
      kecakapan dalam berkomunikasi bagi seorang manajer memang penting, dan akan lebih baik lagi jika seorang manajer dapat menyesuaikan apa yg dikomunikasikannya dengan tindakan/perilakunya, dimana hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan bawahannya, juga dapat menjadi teladan bagi bawahannya.

      terima kasih
      Meilani Jayanti (260112110583)
      Apt UNPAD 2012

      Hapus
  15. assalamualaikum,
    pak, hari ini saya sangat tertarik sekali dengan pernyataan bapak: a manager must be able to change a dream into reality. sangat menginspirasi.
    memang benar seorang manager merupakan seseorang yang menempati top level dan sangat berpengaruh terhadap pergerakan organisasi. tentunya agar menimbulkan perilaku organisasi yang baik, hubungan antara manajer dan individu harus selaras dan harmonis. saya sangat sepakat, bahwa seorang manajer harus "membuka diri" untuk dapat mengenali bawahannya, bisa melalui pelatihan sebagai ajang aktualisasi diri atau acara gathering sehingga bawahannya dapat memberikan persepsi yang baik terhadap organisasi, respon baik sebagai hasil dari sikap (attitude) yang baik pula, serta pengembangan diri dan pembelajaran secara terus menerus yang dapat menunjang kinerjanya.
    ingin mencoba berdiskusi dan menjawab pertanyaan, bahwa pendekatan humanistis dapat dilakukan setiap hari melalui interaksi sehari-hari dan percakapan-percakapan kecil,sehingga jumlah bawahan yang banyak pun dapat didekati setiap harinya denga interaksi sosial yang baik. selanjutnya, dampak negatif dari pemberian tugas kepada bawahan yang belum diketahui dengan baik kepribadiannya, jika pelaksanaan tugas tersebut tidak memuaskan, maka dampak negatifnya adalah timbul ketidakpercayaan dari manajer terhadap bawahan tersebut, dan dampak jangka panjangnya akan menimbulkan rasa tidak percaya diri pada bawahan tersebut dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.

    mohon maaf dan juga mohon koreksinya.

    sofa dewi alfian
    260112110510

    BalasHapus
    Balasan
    1. oleh karena itu jangan mempersepsikan seorang manager seperti yang selalu ditayangkan dalam sinetron...

      Hapus
  16. Assalamualaikum.

    Bapak, setelah membaca tulisan bapak mengenai manajemen, saya setuju dengan deskripsi bapak mengenai ciri seorang manajer yang dijabarkan.

    Jika boleh menambahkan, semua variable yang disebutkan mengacu pada satu titik yaitu pembentukan karakter untuk dapat memimpin dan bekerja sama dengan orang lain, dalam konteks ini adalah bawahan. Tapi dari pemikiran saya, sebagaimanapun sikap kita saat menjadi pemimpin, hal yang terpenting adalah dapat bekerja sama dengan bawahan atau orang yang kita pimpin karena karyawan atau bawahan adalah aset terbesar yang dimiliki seorang manajer. Seorang manajer bisa menjadi sukses ke puncak tertinggi ataupun hancur ke jurang terdalam sedikit banyak didukung oleh bawahan yang dimiliki.

    Dan seorang manager yang ideal menurut pandangan saya adalah orang yang cerdik dan licik seperti rubah dan juga kuat dan tegas bagaikan singa. Namun jika tidak dapat memiliki keduanya, lebih baik memilih menjadi rubah yang licik tapi disegani daripada singa yang ditakuti.

    Mungkin sekian pendapat saya. Terima Kasih.

    Yang Aryani Arvin (260112110534), Apoteker UNPAD semester genap tahun ajaran 2011-2012, kelas B.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya lebih baik menjadi kancil yang smart, tanpa ada kelicikan. kelicxikan akan menanamkan bibit-bibit ketidaksukaan

      Hapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Assalamualaikum
    Tulisan bapak tentang manajemen ini sangat menarik,karena memang sosok manajer sangat berperan penting pada kesuksesan suatu organisasi.
    Jika boleh ikut berpendapat bahwa seorang manajer sukses juga selain membutuhkan aspek aspek yang telah di utarakan diatas bahwa manajer harus mampu memvisualisasikan ketrampilan, pengetahuan dan budaya yang diperlukan oleh organisasi dan pribadi untuk mencapai sukses.Dapat mengajak orang lain untuk melakukan hal sesuai dengan tuntutan dan tanggung jawabnya.
    Melihat pada perilaku diri sendiri sebelum memandang orang lain, sehingga dipercaya sebagai teladan, dan perintahnya dihormati.Serta tidak bersikap seolah-olah mewujudkan goal individu tetapi bersikap sabar dan membantu menolong dan mengarahkan orang agar tujuan organisasi terwujud.

    Terimkasih pak, apabila ada kekeliruan mohon diperbaiki

    Fitria Farhatin Nisa (260112110525), Apoteker UNPAD 2012, Kelas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. super sekali, sharing pendapat seperti inbi merupakan salah satu kegunaan blog ini, silahkan manfaatkan...

      Hapus
  19. Asalmualaikum pak. Menurut saya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer berdasarkan kecocokan antar individu perlu dihindarkan, karena pengambilan keputusan berdasarkan kecocokan antar individu dikhawatirkan keputusan diambil secara subyektif tidak obyektif. Dan penilaian parameter kecocokan antar individu masih belum jelas. Misalnya seorang manajer industri kosmetik menyuruh spg untuk mempromosikan produk kosmetik kecantikannya ke mayarakat umum tanpa dibekali pengetahuan tentang produk-produk kosmetik yang aman dan tidak menimbulkan efek samping itu seperti apa hanya mempertimbangkan kecocokan antar manajer dengan spg itu percuma saja karena masih banyak keraguan masyarakat umum atas dampak yg akan ditimbulkan setelah penggunaan produk kosmetik itu. apakah sesuai yg diharapakan(misal: muka nampak lebih segar,bersih,terlihat lebih cantik). Apalagi saat-saat ini banyak kosmetik yang mengandung zat-zat berbahaya(hidrokuinon,merkuri) sehingga bagaimana mungkin spg tersebut meyakinkan bahwa produk kecantikan yg dijual ya benar-benar aman. Oleh karena itu menurut saya alangkah baiknya pengambilan keputusan secara kecocokan antar individu dihindari atau diganti dengan kapasitas kemampuan softskill maupun hardskill ) bercermin dalam kasus manajer industri kosmetik tersebut.

    terima kasih, mohon maaf jika ada kesalahan dalam berkomentar, dan mohon koreksinya.
    Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
    Muhammad Gilang DR(260112110609)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentang pengambilan keputusan, akan dibahas pada bagian lain kuliah, tapi bagus komentarnya farmasis banget..

      Hapus
    2. OK, belajar terus ya, semoga sukses

      Hapus
  20. Rendi Bramantoro (Bram)
    NPM :26011210546
    Asalamualaikum wr wb

    Bapak,dari materi di atas,saya tertarik dengan point, dalam pembelajaran individu suatu organisasi, individu tersebut harus dapat "learning to live together", karena menurut saya dengan kebersamaan dan individu tersebut belajar untuk hidup bersama dalam suatu organisasi, organisasi itu akan menjadi lebih hidup dan "berwarna". Namun ada 1 point yang ingin saya tanyakan dan saya harap bapak berkenan menjawabnya, mengapa dari 4 hal yg bapak utarakan dalam materi di atas bapak menganggap masalah yang paling sulit untuk dihadapi seorang manager adalah hubungan "antara "behaviour dan personalty"? bukan sikap, presepsi, maupun pembelajaran?
    Terima kasih atas perhatian bapak.
    Wasalamualaikum wr.wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Behaviour dan personality terbentuk dalam waktu yang lama. Mengubah sikap dan persepsi akan lebih mudah ghanya melaluyi pendsekatan komnunikasi, sedangkan mengubah behaviour dan personality memerlukan pendekatan pychologis

      Hapus
  21. Untuk mengerti perilaku individu, seorang manajer perlu memperhatikan beberapa variable yang mempengaruhi perilaku, yang terdiri atas :
    1 variabel dominan apa yang paling mempengaruhi efektivitas organisasi?

    mulki baiquni
    apoteker unpad 2012 kelas A npm 260112110557

    BalasHapus
  22. Assalamualaikum...

    Di kelas tadi kayaknya terlena dengan kuliah bapak sampe lupa mau nanya, sekarang baru inget ada beberapa hal yang ingin ditanyakan Pak.

    Pertama, dalam suatu bisnis khususnya dalam bidang kefarmasian pastinya tantangan dan rintangan itu tidak datang dari dalam company atau organisasi itu sendiri tetapi juga dari luar, yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana jika pada satu saat yang bersamaan masalah datang baik dari luar maupun dari dalam, sebaiknya seorang manajer yang baik itu akan memprioritaskan masalah yang mana untuk segera diselesaikan?

    Kedua, apabila saya masuk sebagai seorang manajer baru dalam suatu perusahaan kemudian saya melihat ada staff yang lebih senior dari saya, bagaimana tips untuk mengatasi kemungkinan adanya senioritas dan interference dari senior?

    Terima kasih sebelumnya pak...

    Dare to dream
    Dare to fly
    Dare to be the ever chosen one to touch the sky

    Selamat merajut mimpi...

    *Annisa Nur Utami Paulain
    260112110532
    Apoteker UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Prioritas masalah yang harus diselesaikan tergantung situsai dan kondisi, bisa eksternal atau internal, tergantung urgensinya.
      Tentang senioritas dan perasaan inferior bisa diatasi dengan rasa percaya diri. PD aja lagi, demikian kata anak-anak ABG bila menghadapi masalah. Bermimpilah tapi lebih pentingf wujudkan mimpi itu. OK ?

      Hapus
    2. Siap Pak...
      Ketika kita berani untuk bermimpi maka kita pun harus berani untuk berjuang meraih mimpi itu dan berani menanggung segala yang akan terjadi di dalam perjuangan kita nanti termasuk jatuh sekalipun dan tentu saja berani untuk bangkit kembali...

      Tapi saya pernah mengalami (melihat) seorang pemimpin yang terinterference oleh seniornya loh pak sekalipun posisinya sebagai pemimpin dan akhirnya orang lain yang menjadi korban.

      Kalo boleh saya tambahkan bahwa seorang manajer itu haruslah seorang yang pemberani, berani untuk jatuh dan bangkit kembali serta tidak menjadikan anak buahnya menjadi tameng atau mengakibatkan anak buahnya menjadi korban karna keputusan yang dia ambil, ibarat manajer adalah otak, maka anak buahnya adalah bagian tubuhnya yang lain, sekalipun otak bisa berpikir tetapi ketika kaki tidak bisa berjalan atau berdiri maka suatu organisasi atau perusahaan tidak akan pernah berjalan dengan baik dan meraih kesuksesan.

      Hapus
  23. Assalmlkum....

    Sedikit berkomentar,
    menurut saya, sebagai menejer juga dibutuhkan keterampilan. Keterampilan dalam melihat peluang, merencanakan, dan mengaplikasikannya pada orang lain. Keterampilan agar kita dapat mengarahkan sekelompok orang menuju tujuan yang sama dengan apa yang kita rencanakan. Selain itu, juga keterampilan dalam mengatur waktu.

    Mohon koreksinya.....
    Terimakasih

    YULHAMSIDAR (260112110565)
    Profesi Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
  24. Assalamu'alaikum pak
    saya tertarik sekali dengan pernyataan bapak di atas, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan:
    1)berdasarkan pernyataan bapak di atas "Untuk mengerti perilaku individu, seorang manajer perlu memperhatikan beberapa variable yang mempengaruhi perilaku, yang terdiri atas :

    a. Variabel lingkungan : keluarga, budaya, kelas sosial

    b. Variabel psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, motivasi,

    kemampuan fisik, kemampuan mental"
    yang ingin saya tanyakan apabila kita menjadi manajer di suatu perusahaan dengan mengepalai ribuan pegawai,apakah variabel diatas perlu
    diterapkan di setiap pegawai?

    2)apa yang dimaksud dengan "pendekatan humanistis" pak?contoh perilakunya seperti apa?


    Terimakasih.Wassalamu'alaikum Wr Wb.
    Susan Sylvianingrum (260112110512)
    Apt UNPAD 2012
    Kelas Genap(B)

    BalasHapus
  25. tidak diterapkan per individu, tapi secara umum.
    Pendekatan humanistis artinya pendekatan dilakukan manusiawi, dari hati ke hati, komunikasi terbuka di kedua arah

    BalasHapus
  26. assalammualaikum wr wb pa

    saya ingin bertanya, apabila seorang manager telah menerapkan segala pilar pembelajaran dalam jangka waktu yang lama.tetapi tetap saja gagal dengan alasan para bawahan yang memiliki karakter dan sikap yang telah sangat terbentuk dengan kompleks.sehingga tujuan dari management tidak tercapai.bagaimana cara agar manager tersebut dapat meraih mimpi besarnya dan memperbaiki sistem tersebut?
    terimakasih banyak pa..

    wassalammualaikum wr wb

    Lisa Ayu Puspitasari (260112110589)
    Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin corporate tsb tdk kondusif baginya, ada baiknya dicoba utk resign

      Hapus
  27. Roby Septian Yudistira
    NPM :26011210576

    Asalamualaikum wr wb
    pak mengutip dari kuliah bapak tadi,,memang seorang manajer itu harus memiliki mimpi agar bisa diwujudkan,,,
    saya mw bertanya pak apabila mimpi itu dengan berbagai usaha terus mengalami kegagalan apa boleh memiliki mimpi baru??

    terus pa apabila menjadi manajer yang baik tadi kata bapak kita harus memiliki wibawa???bagaimana caranya manajer memiliki wibawa tetapi tetap bersahaja dengan bawahannya??

    satu lagi pak apabila di dalam suatu perusahaan ada persaingan yg tidak sehat antar manajer,,apa yg harus dilakukan manajer yang baik??

    terima kasih pa
    wasalamualaikum wr wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. mimpi tidak ada yg membatasi, mimpis setiapn hari juga boleh
      Wibawa ditunjukkan dan dibentuk lewat sikap yang bersahaja dan penuh kasih sayang
      Persaingan tidak sehat, jangan sampai ikut larut didalamnya, tunjukkan kemampuan, bersainglah melalui kemampuan. Percaya diri bahwa kita mampu bersaing dengan sehat.

      Hapus
  28. Hari ini, saya baru menyadari bahwa seorang manajer telah mengalami pergesaran arti yang sangat luas. Selama ini, dalam wawasan yg saya miliki selalu mengartikan bahwa manajer sangat berbeda dengan pemimpin. Bahkan banyak materi manajemen yang mengatakan bahwa kita harus mempunyai jiwa seorang pemimpin bukan jiwa seorang manajer yang hanya tahu kerjaan A harus selesai sesuai deadline. Tapi lewat kuliah hari ini, saya mengerti bahwa manajer yang baik adalah yang 'mereka' yang memiliki pribadi unggul serta tangguh seperti variabel-variabel yang bapak berikan di atas.
    Must be a good planning person, merencanakan semua hal yang akan dijalankan oleh perusahaan, misalnya.
    Must be a good organizing person, mengelola hal-hal yang bersangkutan dengan perusahaan, dari mulai pengelolaan anggota yang banyak.
    Karena dituntut untuk bisa mengerti atau memahami perilaku setiap individu inilah, maka menurut saya bahwa seorang manajer merupakan seorang pelayan, yaitu mampu melayani anggotanya.
    Tentunya, masih perlu banyak belajar untuk kita semua bagaimana menjadi seorang manajer yang baik. Oleh karena itu, tanamkan dari sekarang karakter-karakter pemenang. Karakter unggul dan tangguh dalam kehidupan sehari-hari.

    Pak, join sama blog saya juga ya pak. hehe, masih belajar :)

    Terimakasih Pak. Mohon tanggapannya.

    Neng Tina Purwantina
    260112110533

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan main, super sekali. Boleh, blog tina apa alamatnya ?

      Hapus
  29. Assalamu'alaikum Wr. Wb.

    bapak, dari empat ciri utama individu yang harus diperhatikan dan dapat mempengaruri efektivitas organisasi salah satunya yaitu persepsi (perception). dalam suatu organisasi pasti terdapat banyak anggota dengan pola pikir yang berbeda,bagaimana sikap kita sebagai manajer dalam membentuk persepsi yang sama terhadap anggota sehingga tercapai suatu tujuan organisasi?

    Erni Nurhayati
    260112110588

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seorang manajer kan harus mampu menbgendalikan pikiran anggota systemnya.

      Hapus
  30. saya ingin bertanya pak. Maksud dari learn to be itu apa pak? saya belum mengerti.


    Ada satu hal lagi yang ingin saya tanyakan. Menurut bapak apakah manager dan pemimpin itu sama atau tidak pak? Saya pernah mendengar ada yang mengatakan bahwa pemimpin itu belum tentu manager, manager bisa menjadi pemimpin. Apakah benar seperti itu pak?

    rizvina nurmaulida
    26011211021

    BalasHapus
    Balasan
    1. learning to be itu artinya kita belajar menjadi sesuatu atau seseorang sesuai dengan apa yang menjadi mimpi kita. Untuk mewujudkannya, kita perlu belajar dan latihan.
      Manager yang mempunyai leadership bagus, dia juga pemimpin, peminpin yang punya kemampuan memanage organisasinya dg baik juga manajer.

      Hapus
  31. Frederika Burlani Jinorati
    NPM : 260112110586

    Ass. pak

    seperti yang bapak jelaskan di atas, masing-masing individu dalam suatu organisasi mempunyai sikap yang berbeda karena berasal dari lingkungan yang heterogen ..
    yang mau saya tanyakan adalah sebagai seorang manajer yang baik bagaimana caranya mengubah sikap para bawahannya agar sesuai dengan sikap seorang bawahan yang semestinya dalam suatu organisasi ..
    terimakasih pak ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tanamkan contoh sikap yang baik, jangan cuma teori dan retorika saja.

      Hapus
  32. Assalamu'alaikum
    Bapak ada yang ingin saya tanyakan, manager pasti akan sering berhubungan dengan orang lain ketika seorang manager sudah kehilangan respect dari bawahannya apa yang seharusnya kita lakukan?

    kemudian apakah seorang manager/ pimpinan wajib memiliki kharismatik karena yang saya tau sesorang bisa disegani/ dihormati dapat dilihat dari kharismatik atau tidaknya dia pak.

    Terimakasih mohon pencerahaanya pak
    Deny Sudarno (260112110539)
    Apt UNPAD 2012
    Kelas Ganjil (A)

    BalasHapus
    Balasan
    1. respek orang terhadap kita tergantung sikap dan etika kita.jaga sikap dan etika agar tidak kehilangan respek. Sekali kita kehilangan respek, sulit utk membangunnya kembali. Kharismatik hanya slah satu aspek saja.

      Hapus
  33. Seperti yang bapak utarakan diatas "keputusan yg diambil manajer dipengaruhi oleh karakteristik manajer maupun bawahan" sehingga saya simpulkan bahwa penting sekali manajer mengetahui sifat dan watak dari bawahan.untuk mengetahuinya,manajer perlu menjalin hubungan yang harmonis dengan bawahan karena hal2 ini akan berpengaruh dalam kemajuan dari organisasi tersebut.membentuk hubungan harmonis bisa dilakukan tidak hanya dalam jam kerja,tetapi bisa juga dilakukan diluar jam kerja.contohnya dengan melakukan kegiatan2 seperti outbound,dengan kegiatan ini manajer dapat melihat pola pemikiran dan kepribadian asli bawahan.sehingga manajer tidak akan salah dalam menentukan kepada siapa tugas itu akan diberikan.

    selain hubungan yang harmonis,manajer juga harus mempunyai sistem komunikasi yg baik bukan yg 'cuek' terhadap bawahan.hal ini dpt dilakukan dengan pendekatan personal.sistem komunikasi yg baik ini sangat berpengaruh pada proses dan hasil kerja.dan 1 hal yang harus dimiliki oleh seorang manajer adalah punya sikap perhatian,karena perhatian yg diberikan akan memberikan kenyamanan pada bawahannya.

    saya juga ada pertanyaan pak,apakah dalam kondisi tertentu sikap manajer yang keras bisa diterapkan?

    terimakasih banyak pak.mohon koreksinya.

    asep nurrahman yulianto (260112110545)

    BalasHapus
    Balasan
    1. usahakan sikap keras tidak menbjadi sikap kita. sikap keras banyak merugikan.

      Hapus
  34. Assalamu’alaikum wr.wb
    Saya ingin mengemukakan pendapat
    manajer juga membutuhkan keterampilan, karena menurut saya keterampilan merupakan refleksi suatu karakteristik dari seorang manajer, mungkin keterampilan yang bisa jabarkan seperti berikut :
    1. Keterampilan konseptual, manajer harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep dan ide untuk kemajuan perusahaanya. Ide serta konsep tersebut kemudian dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan ide dan konsep tersebut
    2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan komunikasi antara manajer dan pegawainya. Dengan komunikasi yang bersahabat akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan
    3. Keterampilan manajemen waktu, meliputi kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana
    4. Keterampilan membuat keputusan, meliputi kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik memecahkannya. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

    Itu pendapat saya pak 
    Terima kasih
    Kartika Mustofa 260112110572

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, pendapatnya bagus, perlu diperhatikan teman-teman

      Hapus
  35. assalamu'alaykum....Pak

    saya sangat setuju dengan bapak tentang variabel psikologis. tapi menurut saya Pak kepribadian adalah hal yang sangat sulit untuk dirubah...pertanyaan saya kemudian, kebribadian apa yang harus dimiliki seorang manager yang dianggap paling baik untuk sebuah perusahaan ???
    pertanyaan yang selanjutnya Pak, ketika menjadi seorang manager dalam mengambil sebuah keputusan atau menetapkan sesuatu pastinya ada beberapa orang yang pro dan yang kontra...bagaimana mengatasinya dan bagaimana cara agar kita dapat meyakini bahwa keputusan yang telah kita ambil sudah tepat ???

    Terima kasih Pak,,,

    Sri Rahayu Ningsih Munir (Apt A)

    BalasHapus
    Balasan
    1. soal pengambilan keputusan, nanti ada kuliahnya lagi.

      Hapus
  36. Assalamualaikum.

    Saya ingin menambahkan,menurut saya seorang manajer juga harus mempunyai hubungan yang baik dengan bawahannya sehingga akan terjalin rasa kekeluargaan. Rasa kekeluargaan ini juga akan menimbulkan komunikasi yang baik antara manajer dan bawahannya, dan akan menguntungkan bagi kemajuan perusahaan karena bawahan tidak akan sungkan mengungkapkan persoalan mereka dalam bekerja sehingga perbaikan yang berkesinambungan akan terjadi. Akan lebih gampang bagi manajer di perusahaan yang bawahannya sedikit seperti di apotek, tapi di perusahaan besar dengan jumlah pegawai yang banyak juga tidak menutup kemungkinan bisa timbul rasa kekeluargaan ini,dari komunikasi antara manajer dan assisten manajernya, assisten manajer ke bawahannya, dan kunjungan manajer yang di lakukan berkala ke ruangan pegawai.

    Saya juga ingin berpendapat soal kuliah bapak tadi pagi,soal ‘mimpi’. Saya setuju mengenai pendapat bapak bahwa tiap orang hidup harus mempunyai mimpi, karena menurut saya mimpi seseorang bisa menjadi pacuan agar semangat dalam menjalankan hidup. Walaupun seringkali banyak rintangan yang harus di hadapi dalam menggapai mimpi tersebut, rintangan itu bisa kita jadikan penguat diri untuk tidak menjadi seseorang yang gampang menyerah tapi menjadi seseorang yang lebih giat mengejar mimpinya.

    Terimakasih pak, mohon masukannya
    Wass
    Kani Widirani (260112110535)
    Profesi Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. familiar, begitu mungkin istilahnya, artinya saling menghormati sesama komponen organisasi> ini salah satu cara pengendalian pikiran dalam rangka penyamaan persepsi.
      Tentang mimpi, masalahnya buka terletak pada mimpinya, tetapi bagaimana mewujudkan mimpi itu.

      Hapus
  37. assalamu'alaikum pak
    saya sangat setuju dengan bapak bahwa seorang manajer harus bisa memahami bawahannya, untuk memahami manajer harus mempunyai seni berkomunikasi dengan bawahan, karena pada saat komunikasi kadang ada bawahan yang beranggapan itu suatu hal yang istimewa.

    pak saya ada pertanyaan :
    ditempat kerja saya ada pegawai yang tidak pernah memahami dan menghargai apa-apa yang diputuskan oleh manajer maupun hasil keputusan bersama, dia hanya mau berdasarkan keinginannya sendiri. menurut bapak bagaimana cara mengatasinya?

    Terima kasih pak,,

    Tatan Sutandi (260112110593)
    Apt 2012 A

    BalasHapus
  38. NELA
    260112110587
    APT UNPAD 2012 KELAS A
    Saya mau menambahkan sedikit pak,,salah satu tugas seorang manajer yang tidak kalah penting adalah menanamkan rasa memiliki pada setiap individu yang berkontribusi dalam kemajuan suatu perusahaan,,maka dengan demikian dapat dipastikan akan timbul rasa cinta terhadap pekerjaan mereka,,dan progres ke depannya mereka akan dengan mudah bekerjasama untuk memajukan perusahaan tesebut,,
    Terimakasih Pak,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semakin babnyak masukan, dan semakin kaya persepsi kita tentang seorang manajer. Nela suatu saat nanti jadi manajer juga, terapkan apa yang nela sampaikan

      Hapus
  39. Assalamu'alaikum Pak ..
    Menurut saya seorang manajer harus dapat menjadi manajer untuk dirinya sendiri sebelum menjadi manajer organisasi, harus dapat memotivasi diri sendiri sebelum memotivasi bawahannya dan harus mencintai pekerjannya.
    Pak, ada yang ingin saya tanyakan, dalam mengambil suatu keputusan yang paling tepat apakah seorang manajer harus selalu memikirkannya sendiri atau bolehkah dia meminta pendapat kepada orang lain? Jika boleh, dalam kondisi apa dan kepada siapa sebaiknya dia meminta pendapat?
    mohon tanggapannya Pak..
    Terima kasih Pak..

    TYAS FRISKA DEWI
    NPM 260112110556
    Kelas Genap (B)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seorang manajer top pun sering meminta pendapat orang lainb sebelum mengambil keputusan. Jangan heran bila yang diminta pendapat bukan level mamajer lagi, tapi bisa saja supirnya, pembantunya, atau bahkan istri dan anak-anaknya.

      Hapus
  40. Salam Pemimpi.....

    Pak saya ingin mengetahui lebih jelas mengenai perilaku individu yang dipengaruhi oleh variabel lingkungan dan psikologis.
    1. Apakah seorang manajer memiliki kualifikasi terhadap seseorang berdasarkan variabel lingkungan dan psikologis dalam penempatan dalam suatu organisasi? lebih ke contohnya pak..

    2. Apabila terdapat kualifikasi tertentu untuk masing-masing variabel, apa solusi bagi seorang manajer apabila beberapa kualifikasi pada seseorang individu tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh manajer?
    karena dari yang bapak paparkan variabel perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi efektivitas suatu organisasi.

    Terima kasih Pak..Mohon penjelasannya.

    Sealti Puji Salea
    260112110608 (Apt B)

    BalasHapus
    Balasan
    1. variabel lingkungan jarang menjadi bsyarat kuaklifikasi, tapi psikologis sering diperhatikan, oleh karenanya sering diadakan psikotest. Dalam organisasi banyak individu, anda bisa memilih, tapi jangan subjektif

      Hapus
  41. Assalamu'alaikum Pak
    Seperti yang sudah bapak utarakan bahwa suatu organisasi akan terdapat individu-individu yang memiliki perilaku yang beragam. Jadi, peranan manajer dalam suatu organisasi sangat penting karena dapat mengkoordinasikan invidu yang beragam tersebut ada untuk mencapai sasaran organisasi.
    Namun, apabila terjadi suatu kesalahan yang telah dilakukan oleh bawahan, apakah perlu adanya sanksi, jika perlu seberapa penting sanksi dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi bahwa manajer adalah seorang yang keras Pak?
    Mohon penjelasannya Pak, terima kasih....

    Nuranfi Resty P.
    260112110560
    Kelas Genap (B)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terapkan reward and punishment system dg berimbang, jujur dan adil, insya Allah, tidak akan trerjadi gejolak.

      Hapus
  42. Assalamualaikum.
    Dari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa karakteristik seorang manajer yang berkualitas tercermin dari kemampuannya memahami individu (baik dirinya maupun bawahannya) dalam rangka mewujudkan suatu organisasi yang efektif. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan berbagai pendekatan dan pembelajaran.
    Guna memberikan persepsi yang baik, seorang manajer hendaknya memulai dari dirinya sendiri, sehingga menjadi contoh bagi bawahannya.
    Sikap (attitude) masing-masing individu sangatlah berbeda dan perbedaan tersebut sangatlah sulit diubah karena merupakan suatu bawaan psikologis maupun lingkungan. Oleh karena itu, perbedaan dapat dimanfaatkan dalam pembagian bidang kerja bawahan.
    Kepribadiaan individu menentukan kinerjanya. Penyaringan bawahan berdasarkan personality ini, dilakukan dari tahap awal (wawancara) sehingga pengembangan dirinya kedepan diharapkan akan lebih mudah dan prospektif.
    Learning by doing bermanfaat, karena walaupun banyak trial dan error yang dialami, dapat dipastikan pengalaman yang dpieroleh lebih banyak dan pemahaman kerja lebih mendalam.
    Sekian pendapat dari saya, mohon maaf apabila banyak kesalahan, terima kasih atas materinya Pak.
    Wassalamualaikum.


    Rahmi Yuliana
    260112110506
    Kelas Genap (B)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rahmi, pendapat yang bagus, jangan takut salah, berlatihlah terus menyatakan pendapat, dari situ akan muncul sikap percaya diri. Semoga dapat mewujudkan mimpi

      Hapus
  43. assalamualaikum
    Dari penjelasan bapak di atas, saya berpendapat bahwa sikap pemimpin yang baik itu harus memiliki keseimbangan antara perasaan dan pikiran, ini berarti pemimpin tidak selalu memaksakan agar jalan pikirannya diterima oleh anak buahnya. Anak buah adalah rekan kerja dalam tim bukan semata mata sebagai bawahan, sehingga bila pendapat anak buah baik, pemimpin tidak segan untuk menerimanya. Pemimpin yang baik juga tidak bersifat kaku dan arogan, tetapi ia memiliki karakter yang mudah dibentuk dan mudah diproses melalui lingkungan, termasuk bawahannya. Jika pemimpin melakukan kesalahan, dia harus berani mengakuinya dan tanpa ragu meminta maaf, walaupun dengan begitu ia harus mengorbankan harga dirinya.
    Terimakasih atas materinya Pak...wassalamualaikum

    Dita Damayanti - 260112110528

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dita, meminta maaf tidak menurunkan harga diri, itu ciri-ciri pemimpin berjiwa besar. Tidak pernah mau meminta maaf karena gengsi justru akan menjadikan jiwa menjadi kerdil

      Hapus
  44. assalamualaikum.
    pak sebenarnya apa bedanya seorang manager dengan seorang leader?apakah memang sudah pasti setiap manager itu leader atau setiap leader adalah manager?atau memang ada perbedaan antara leader dg manager.terus setahu sy untuk leader kan ada banyak gaya kepemimpinan kyk militer, ootoriter, kharismatik dll apakah itu juga berlaku untuk seorang manager?
    terimakasih pak

    Fitry Aprilyanty
    260112110575
    kelas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fitry, coba cari dan baca jawaban saya utk pertanyaan yang sama yang dilontarkan temannya.

      Hapus
    2. iya, sudah sy baca :)
      soalnya kemarin sy sempet bingung gara2 di matakuliah lain manager dan leader pointnya dibedakan :)

      Hapus
  45. Rizky Hady Turrahman
    260112110541

    Assalamualaikum wr.wb.

    Terimakasih sebelumnya kepada Pak Moelyono yang saya fikir sangat care terhadap calon-calon pemimpin yang rela memberikan waktunya hanya untuk membuat orang lain (termasuk saya) menjadi orang yang sukses, dan rela membagi ilmunya untuk menjadikan orang yang unggul dan tangguh.

    Materi ini sangat di butuhkan oleh para calon manager ataupun CEO untuk dijadikan modal dalam dunia keorganisasian. Keinginan saya untuk menjadi seorang manager atau CEO muncul saat saya membaca buku "Speak like a CEO" pada saat duduk di bangku SMA. Terdapat banyak sekali sifat-sifat seorang manager yang bisa di terapkan di dalam kehidupan kita sebelum terjun kedalam dunia ke-organisasian, yang nantinya lebih kompleks karena berhubungan dengan orang lain. Sala satu contoh sifat seorang manger/CEO adalah positive thinking. Dengan positive thinking artinya kita menciptakan opini, pandangan, pemikiran, dan juga makna yang positive pada diri sendiri, pada orang lain, dan pada suatu keadaan/situasi. Pemikiran yang positif harus di jadikan seuatu kebiasaan, yang nantinya akan menjadikan suatu karakter positif dalam diri kita. Karakter ini nantinya akan membuat orang memiliki sikap yang positif, keputusan hidup positif, tindakan yang positif, dan menghasilkan hal-hal yang positif.

    Dengan memiliki karakter di atas mudah-mudahan dapat membantu mewujudkan empat ciri utama individu (persepsi, skiap, kepribadian, dan pemeblajaran) yang positif.

    Akhir kata dari saya "Hargai orang lain, maka kamu akan di hargai oleh orang lain".

    Terimakasih, dan mohon koreksi/bimbinganya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus sekali. Suatu saat saya pernah berbincang dengan seorang kepala adat suatu suku, ada kata bijak yang diucapkannya :" saya belum tentu slah, kamu belum tentu benar, maka mari kita saling menghargai

      Hapus
  46. Assalamulaikum pak,
    Dari yg bpk kemukakan, yg menjadi pertnyaan saya, bagaimana suatu kasus yg ditimbulkan dari suatu individu manager, berdasarkan pengaruh variabel lingkungan yg berdasarkan : keluarga, budaya dan kelas sosial itu sendiri....Terimakasih atas materinya pak.
    Wassalamulai wr,wb

    Nuqsabandi Mabruri
    Npm :260112110605
    Profesi Apoteker Unpad 12
    Kelas A (ganjil)

    BalasHapus
  47. Sy tertarik dengan tulisan bapak yang menyatakan bahwa:

    "Masalah yang paling sulit dihadapi oleh seorang manajer adalah memahami hubungan antara perilaku (behaviour) dengan kepribadian (personality). Untuk mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut, perlu dilakukan pendekatan humanistis guna memberikan tekanan pada pengembangan dan aktualisasi diri (self actualization) dari individu"

    Keberhasilan suatu organisasi tdk hanya ditentukan oleh orang-orang yang berkompeten yang berada di dalamnya..Akan tetapi, juga diperlukan sebuah sistem Managerial yang baik guna mendukung jalan nya organisasi tersebut. Melalui pendekatan prilaku dan kepribadian secara humanis, akan terjalin keterikatan emosional yang harmonis dalam tubuh organisasi..Hal tersebut nantinya berdampak baik bagi kinerja bawahan dan kemajuan organisasi..

    Dengan belajar, kompetensi dapat dicari..
    Namun prilaku & kepribadian butuh waktu lama untuk memperbaiki, apalagi diganti..

    Fitrah Zulfikar Mansyur
    NPM : 260112110537
    Kelas : A

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, maka oleh karena itu teruslah belajar, long life learning

      Hapus
  48. aAssalamualaikum wr wb
    Pada tulisan Bapak di atas ada bagian yang tertulis, “Sikap (attitude) adalah kesiapsiagaan mental yang dikendalikan melalui pengalaman, yang mempunyai pengaruh kepada respons seseorang terhadap sesuatu. Manajer mempunyai tugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya yang berbeda untuk tiap individu.”

    Saya ingin menanyakan, adakah perbedaan antara sikap dengan karakter seseorang? Apakah kita bisa dan bagaimana cara mengubah karakter orang lain apabila kita bertindak sebagai manajer? Biasanya karakter adalah sesuatu yang melekat erat pada diri setiap orang. Apakah ini berhubungan dengan kemampuan mempengaruhi orang lain?
    Terima kasih atas jawabannya, Pak.

    Khairunnisa
    260112110597
    Apt 2012 Genap Kelas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. ada sebuah contoh, seorang berkareakter keras akan menghadap big boss, maka ketrika dia berhadapan dg sang big boss, dia bersikap sopan. Begitulah perbedaan sikap dan karakter

      Hapus
  49. Assalamualaikum wr. wb

    Setelah membaca tulisan diatas, ditulis bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah emosi. Seperti yang diketahui bahwa emosi tiap individu berbeda-beda dan merupakan hal yang sensitif. Bagaimana sebaiknya langkah kita sebagai manajer untuk menyiasati karakter bawahan yang mudah emosian guna mencapai persamaan persepsi dari kedua belah pihak??

    Menurut pendapat saya, pada Pendekatan humanistis, sebaiknya tidak memberikan tekanan yang begitu besar kepada individu karena akan membebankan individu tersebut sehingga kurang maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya

    Terima Kasih Pak :)

    Dessy Kartika Pratiwi
    260112110596
    Apt 2012 Genap Kelas B

    BalasHapus
    Balasan
    1. bersikaplah wajar dan lakukan ppendekatan tanpa melibatkan emosi, kendalikan pikiran. Bukankah manajemen adalah sistem yang melibatkan pengendalian pikiran, bukan emosi

      Hapus
  50. assalamualaikum wr wb

    berdasarkan tulisan bapak, yaitu

    "Masalah yang paling sulit dihadapi oleh seorang manajer adalah memahami hubungan antara perilaku (behaviour) dengan kepribadian (personality). Untuk mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut, perlu dilakukan pendekatan humanistis guna memberikan tekanan pada pengembangan dan aktualisasi diri (self actualization) dari individu."

    yang menjadi pertanyaan saya yaitu:
    penekanan yang seperti apa agar pendekatan humanistis yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memahami hubungan antara perilaku dan kepribadian antarindividu menjadi efektif dan efisien karena seperti yang kita ketahui,,pendekatan yang bersifat humanistis itu,yang berhubungan dengan perilaku dan kepribadian seseorang biasanya memerlukan waktu dan proses yang lama...

    sekian pertanyaan dari saya
    mohon koreksian dari bapak
    terima kasih

    Fathurrahmi
    NPM : 260112110598
    Kelas B

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita memang sudah dicekoki segala sesuatu yang bersifat instant, sehingga kita selalu berfikir ttg tindakan seketika, padahal anda sendiri mengatakan pendekatan humanistis memerlukan waktu dan proses yg lama. Jadi memang kita harus selalu belajar dan belajar dari segala hal, dalam setiap waktu, itulah yang harus ditanamkan seorang manajer atau leader, jangan berhenti belajar, long life learning

      Hapus
  51. Assalamualaikum Wr.Wb
    Manajer merupakan seorang pemimpin dalam sebuah organisasi. dilihat dari kata dasarnya yang terdiri dari "MANAGE" dan akhiran "R", "manage" memiliki definisi mengelola, mengendalikan, mengatur. jika ditambah akhiran "R" dalam bahasa inggris, berarti Manajer adalah seorang yang mengelola, mengatur, mengendalikan.

    merupakan sebuah "Keharusan" ketika individu untuk menjadi atau dikategorikan sebagai manajer memiliki semua variabel-variabel yang telah disebutkan diatas. karena tanpa adanya variabel tersebut, ia tidak dapat me-manage organisasi tersebut dengan baik.

    namun, menurut saya, dalam menjadi seorang manajer, individu harus telah menguasai prasyarat sebelumnya, yaitu pengendalian diri sendiri dan pengendalian emosional, karena mengapa? walaupun seorang individu telah menguasai semua variabel-variabel yang telah disebutkan diatas namun ia belum menguasai emosionalnya sendiri dan tidak mampu mengendalikannya, organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

    oleh karena itu, elemen penting dan utama seorang individu dalam menjadi seorang manajer adalah ia dapat mampu menguasai, mengendalikan, dan mengatur dirinya sendiri, emosional, nafsu serta partikel lainnya.
    karena dengan ia dapat mampu menguasi hal tersebut, organisasi yang ia kendalikan dapat berjalan dengan baik, dengan mampu mengendalikan hal tersebut variabel-variabel diatas dapat tercipta dan terbentuk dengan seiringnya waktu berjalan.

    seperti yang saya ketahui bahwa individu dapat dikategorikan melalui dua sifat, individu eksternal dan individu internal. dimana individu eksternal individu dimana ketika memiliki rintangan, hambatan, dan kendala dalam kehidupannya sehari-hari berpikir, dan setelah berpikir ia selalu menyalahkan keadaan. sedangkan individu internal adalah individu dimana ketika memiliki rintangan, hambatan dan kendala dalam kehidupannya sehari-hari ia selalu berpikir, dan mengintropeksi dirinya sendiri tanpa menyalahkan keadaan, dan menjadikan sebuah pengalaman dan pembelejaran untuk kedepannya,

    nah, individu internal inilah yang mampu menjadi seorang manajer menurut saya, dimana ia mampu mengendalikan emosionalnya, dirinya sendiri, tanpa menyalahkan keadaan maupun kondisi di luar sana.
    Terima kasih pak

    Ade Chandra Permana
    260112110601
    Kelas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebelum memimpin orang lain, pimpinlah dulu diri sendiri, sebelum mengatur orang lain, aturlah dulu diri sendiri, sebelum mengendalikan pikiran orang lain, kendalikan dulu pikiran diri sendiri

      Hapus
  52. assalamualaikum wr wb
    bapak, dari materi yang saya baca di atas,saya setuju dengan pendapat bapak mengenai seorang manajer dalam melakukan sebuah planning, organizing, directing dan controlling itu memang tidaklah mudah karena suatu organisasi atau suatu perusahaan dibentuk oleh beberapa orang yang memiliki sifat dan prilaku yang berbeda-beda. menurut saya seorang manajer yang baik harus bisa sebagai penengah diantara orang2 tersebut atau tidak membeda2kan antara satu dengan yang lainnya.Seorang manajer harus bisa mendengarkan pendapat meskipun itu pendapat dari bawahannya tanpa harus membeda2kan. Selain itu seorang manajer sebaiknya mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar baik dengan bawahan ataupun dengan rekan kerja dan memiliki attitude yang baik sehingga akan membawa pengaruh yang baik juga terhadap karyawan atau rekan kerja yang lainnya. Menurut saya sebuah perusahaan atau organisasi apabila tidak memiliki pemimpin yang baik maka kemungkinan organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik pula.tapi pak yang saya ingin tanyakan bagaimana seorang manajer dapat menyatukan dan mendengarkan berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para karyawannya selain itu bagaimana cara seorang manajer dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar?

    terima kasih pak
    wassalamualaikum wr wb

    Ajeng Ninda Mutiara (260112110526)
    Apt UNPAD 2012 Kelas Genap (B

    BalasHapus
    Balasan
    1. ajeng, berlatihlah, itu hanya dapat diperoleh melalui latihan. Jadikan ajang perkuliahan dalam kelas sebagai latihan

      Hapus
  53. Assalamualaikum wr.wb

    Menanggapi tulisan bapak,saya ada beberapa pertanyaan mengenai manager...

    pertama,bagaimana menurut bapak manager yang bijaksana itu yang seperti apa?

    kedua,sangat manusiawi jika seorang manager mempunyai masalah pribadi,pertanyaan saya bagaimana mengatasi agar manager tidak mencampuradukkan masalah pribadi dengan pekerjaan?karena seorang manager dituntut untuk selalu profesional...

    ketiga,seorang manager dituntut untuk mengenal karakteristik rekan kerja maupun bawahannya,agar mengetahui sifat dan sikap mereka. Yang saya tanyakan batasan seperti apa seorang manager mengetahui personality mereka agar dapat memantau mereka dalam bekerja?

    Terima Kasih Pak
    Wassalamualaikum wr.wb

    Andini Nur Fatimah
    NPM : 260112110524
    Kelas B

    BalasHapus
    Balasan
    1. di kelas saya sudah katakan, kita jangan terjebak dalam difinisi, Dini akan tahu apa arti bujaksana tanpa harus terikat pada difinisi, kembangkanlah pengertian menurut Dini sendiri, itu yang akan membuat Dini berbeda dari orang lain. Untuk pertanyaan lain, latihan adalah cara untuk menjawabnya.

      Hapus
  54. Assalamu'alaikum Wr. Wb.

    kuliah manajemen farmasi dengan format yang berbeda, bagi saya cukup me-refresh. ternyata tidak hanya sampai disitu, tulisan di atas juga membawa saya pada sisi lain farmasi. sisi yang menurut saya pribadi sangat menarik yaitu belajar menajemen :).

    setelah membaca tulisan di atas, ada yang ingin saya tanyakan terkait pernyataan bapak dalam tulisan tersebut.

    "terdapat empat ciri utama individu yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi efektivitas organisasi, yaitu persepsi (perception), sikap (attitude), kepribadian (personality), dan pembelajaran (learning)."

    berbicara masalah persepsi, setiap orang memiliki persepsinya masing-masing terhadap sesuatu. yang saya yakini, keragaman persepsi adalah anugerah yang jika diolah dengan baik dapat meningkatkan efektivitas organisasi. kesulitan yang seringkali terjadi ketika memimpin sebuah tim (berdasarkan sedikit pengalaman di organisasi intra kampus) adalah mengolah persepsi tersebut menjadi semburat pelangi yang indah. bagaimana pendangan bapak terhadap hal tersebut,juga mohon tips dan trik seandainya (mimpi) saya menjadi manajer yang memiliki bawahan dengan kondisi yang memiliki keragaman persepsi?karena egoisme pribadi seringkali muncul dalam tim.

    terima kasih pak, mohon petunjuknya :)
    wa'alaikumusalam



    Tya Nur Salma Zafirah
    260112110508

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tya, bayangkan sedang memandang kertas kosong berwarna putih. Lalu goreskan warna hitam, warna kuning, warna merah, warna jingga, warna biru, dan warna-warna lain.Tampak ada kesan berbeda, lebih dinamis daripada kertas warna putih yang monoton. Lalu biarkan seorang seniman menggoreskan warna-warna itu, lebih indah, lebih harmonis. Jadi begitulah seorang manajer harus mampu mengolah perbedaan warna-warni menjadi semburat pelangi yang indah. Management is a science, but management is an art too.

      Hapus
  55. Assalamualaikum wr.wb

    setelah membaca tulisan bapak dan mengikuti kuliah bapak kemarin, saya jadi semakin bersemangat untuk mewujudkan mimpi saya, terima kasih Pak..

    Dari tulisan bapak "Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang manajer perlu mempertimbangkan kecocokan antar individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas", saya ingin menanyakan bagaimana cara mengambil keputusan berdasarkan kecocokan antar individu?

    terima kasih Pak..

    rahmatia (260112110517)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara mengambil keputusan, nanti ada di bagian lain ya..

      Hapus
  56. Assalamualaikum wr.wb.

    Menurut saya tulisan bapak ini sangat menarik dan bermanfaat sekali bagi para calon manager untuk belajar bagaimana cara menjadi manager yang baik. Saya setuju sekali dengan bapak,bahwa seorang manager harus memahami bawahannya, untuk itu manager harus mampu berkomunikasi dengan baik. Jika manager memiliki komunikasi yang baik dengan bahawannya atau sebaliknya maka akan tercipta suatu kepercayaan diantara mereka. Kepercayaan ini penting untuk membangun kerja sama yang baik sehingga kesuksesan dalam organisasi tersebut dapat tercapai.

    Yang ingin saya tanyakan, jika kepercayaan antar manager dan karyawan tersebut sudah terbentuk, hal-hal apa sajakah yang dapat merusak kepercayaan bawahan pada managernya? Lalu jika kepercayaan dari bawahan kepada manager tersebut telah hilang,bagaimana cara untuk membangunnya kembali?
    Terima kaih pak..

    Asri trisnawaty (260112110531) kelas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebuah rumah dibangun atas kebersaamaan orang-orang yang ingin membangunnya. Rumah itu dibangun dalam waktu yang tidak sebentar. Tiba-tiba suatu sore datang angin puting beliung merobohkan tiang penyangga rumah itu. Dalam sekejap apa yang sudah dibangun dalam waktu yang lama bisa hancur tak bersisa. Jadi kebersamaan harus selalu dijaga, seperti piramida, manajer ada dipuncakmya, tapi bila dasar piramida hancur, puncak piramida juga tidak bisa tetap bertengger. Yang dapat merusak kepercayaan bawahan pada manajernya adalah manajer tidak lagi memegang amanah yang telah disepakati bersama.Jangan khianati amanah...

      Hapus
  57. Assalamualaikum Wr. Wb
    fungsi seorang manajer profesional harus bisa memahami karakter dari anggota2nya..karena dengan hal tersebut akan mempermudah dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
    beberapa hal yang harus dipahami oleh manajer dari anggotanya diantaranya adalah karakter anggota, kepribadian, psikologis, dan pengalaman.
    selain itu seorang manajer harus bisa melakukan pendekatan yang sangat baik terhadap anggotanya.
    setiap orang memiliki karakter dan pemahaman atau penafsiran yang berbeda terhadap orang lain.
    yang ingin saya tanyakan:
    ketika kita menjadi seorang manajer metode apakah yang paling efektif dalam melakukan pendekatan terhadap anggotanya sehingga bisa memahami bawahannya?
    jika kita jadi manajer akan memberi tugas kepada bawahan maka sebaiknya lebih melihat dari pengalaman, kemampuan, atau kepribadian? mana yg lebih diprioritaskan?

    terima kasih bapak
    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Dhea Novakinanda Regar
    260112110562

    BalasHapus
    Balasan
    1. jawaban sangat bervariasi dan individual sekali, nanti pengalaman yang akan membuat kita semakin mengenal dunia, semakin mengerti kehidupan, begitu juga dengan seorang manajer

      Hapus
  58. Assalamualaikim Pak...

    Saya ingin berpendapat mengenai apa yang harus dilakukan agar kita bisa menjadi seorang manajer yang baik.

    Sebagai pemimpin, manajer yang baik tidak sekedar memiliki kecerdasan intelektual. Tidak hanya mampu berkomunikasi. Tidak sekedar bervisi berani. Dan tidak cuma bertindak tegas dalam memimpin. Manajer sebagai unsur manajemen yang baik haruslah juga memiliki know- how yakni bagaimana membawa unit kerja atau bahkan perusahaannya ke arah yang benar, memproses dan mengambil keputusan sesuatu yang benar dan secara benar, dan membangun lingkungan kerja yang semakin baik. Selain itu di samping know-how juga manajer sepatutnya memiliki know-who dalam mengelola karyawannya agar bekerja lebih produktif, meskipun agak sulit karena tiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda.

    Terima Kasih Pak

    Wawan Hermawan
    NPM: 260112110591
    Apt UNPAD 2012 Kelas A

    BalasHapus
  59. Assalamualaikum bapak moelyono,
    Salam profesi,

    Terkesan dengan share bapak mengenai manajerial organisasi dengan individu di dalamnya, ada beberapa hal yang ingin saya gali lebih dalam, moga bapak berkenan men-sharenya.

    1. Mengapa dari 2 variabel yang dikemukakan, bapak lebih menjelaskan variabel psikologis daripada lingkungan?

    2. Mengenai learning by doing, saya sering tertukar dengan filosofi yang pernah saya yakini, yaitu "hidup seperti air yang mengalir", yang berarti hidup atau bekerja ketika amanah datang, ya bekerja hanya dengan kemampuan apa adanya. tetapi sudah saya tinggalkan. Bagaimana membedakan kedua hal tersebut?saya khawatir ketika amanah yang saya jalankan tidak bernilai plus atau menjadi pembelajaran buat saya,terima kasih.

    wassalam:)

    Adam
    260112110527

    BalasHapus
    Balasan
    1. jawaban dari pertanyaan pertama, anda sedang berada di nmeja makan, di depan anda terdapat daging, telur, tahu, dan tempe. Mana yang akan anda ambil ? jawaban anda, saya ingin telur, maka anda ambil telur. Begitu juga jawaban untuk pertanyaan anda yang pertama.
      Mengapa air mengalir, filosofinmya, air sedang menjalankan amanah. Mengapa anda hidup, jawaban semestinya anda sedang menjalankan amanah.Amanah yang anda jalankan bernilai plus atau minbus, tergantung bagaimana anda menjalani hidup, setimbangkan otak kanan dan kirinya, inbsaya Allah, amanah akan bernilai plus

      Hapus
  60. Assalamualaikum bapak..selamat malam..
    saya marina,Apoteker UNPAD12
    npm:260112110518

    jika boleh,saya ingin menanggapi tulisan bapak dan komentar dari teman-teman semuanya tentang Manager. Hal apa yang sulit dicapai oleh manager dsb nya..

    yang ingin saya singgung adalah sebuah KEPERCAYAAN, seorang manager sebenarnya harus dituntut untuk percaya kepada bawahannya kan pak?
    saya tertarik sekali dengan perkataan Bob Sadino yang menjadi inspirasi. Beliau mempunyai pendapat
    10 tahun pertama kita sebagai manager harus tetap stay dan menyuruh-nyuruh anak buah
    10 tahun kedua kita sebagai manager hanya memantau pekerjaan anak buah
    10 tahun ketiga kita sebagai manager lepas tangan akan urusan-urusan kerjaan dan mempercayakan kepada bawahan..

    tentang pernyataan tersebut, bagaimana komentar bapak?atau mungkin teman-teman ada yang dapat menanggapi?:)

    terimakasih sebelumnya :)wassalam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. 30 tahun terlalu lama, ditambah usia marina sekarang, whualah....mimpinya kelamaan. soal kepercayaan, tidak bisa kepercayaan satu arah, contohnya dalam organisasi paling kecil,rumah tangga, hanya bisa dibangun dengan saling kepercayaan unsur pembentuk organisasi.

      Hapus
  61. Assalamualaikim Pak Moel.
    Berkaitan dengan uraian bapak diatas, saya ingin menambahkan bahwa sebagai seorang manager harus mengetahui terlebih dahulu gaya kepemimpinannya, karena satu gaya kepemimpinan tidak bisa digunakan untuk memimpin berbagai individu dalam satu organisasi misal direktif saja atau parsitipatif. gaya kepemimpinan yang baik adalah selalu adaptif yaitu gaya kepemimpinan yang memperhitungkan konteks lingkungan kerja dan kepribadian setiap individu yang dipimpin. Ia akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi serta faktor-faktor yang memperngaruhi pengambilan keputusan. Konsep learning by doing dalam hal ini bisa diaplikasikan secara simultan dimana ia belajar memahami sendiri dan belajar mengenai individu-individu dan berbagai variabel dalam organisasi itu,dengan demikian ia akan menjadi seorang manager yang adaptif dan responsif terhadap organisasinya.
    Wasalam Wr.Wb

    Cynthia Sethya Sari
    260112110520
    Kelas B

    BalasHapus
    Balasan
    1. pendapat cynthia makin mewarnai topik kita, semoga gambaran manajemen semakin indah

      Hapus
  62. asslmualaikum wr wb.

    Saya setuju mengenai bahasan Bapak, bahwa seorang manajer merupakan sentral dari sebuah organisasi atau kelompok individu yang dipimpinya. Dimana manajer akan menjadi seorang yang menentukan kemana arah organisasi yang dipimpinya. Cara manajer mengenali perilaku individu yang dipimpinya akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diberikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dilihat dari aspek tersebut, menurut Saya manajer haruslah bersikap dan berperilaku sangat hati-hati dalam menetukan berbagai macam keputusan mengenai organisasi dan inividu yang dipimpin olehnya.

    Pengenalan individu tentulah sangat penting, mengapa sangat penting?karena individu yang dipimpin dalam sebuah organisasi adalah seorang manusia, layaknya seorang manusia maka selalu ada keinginan untuk dimengerti atau dipahami. Namun jangan sampai pengenalan terhadap individu dilakukan secara berlebihan. Pengenalan ini harus tetap berorientasi kepada satu tujuan yaitu menyamakan presepsi dalam menjalankan sebuah organisasi. Jika pengenalan individu dilakukan secara berlebihan dan melupakan tujuan utama dari organisasi dimana mereka berada maka yang ada hanya organisasi pengguna perasaan.

    Intinya,Saya setuju dengan pengenalan individu dalam sebuah organisasi oleh seorang manajer. Namun seorang manajer haruslah selalu ingat akan kepentingan organisasi yang dipimpinya. Ia tidak boleh lupa tujuan utama dari organisasi tersebut, semua keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam merubah persepsi, sikap, kepribadian dari seorang individu adalah untuk memajukan organisasi yang menaunginya.

    Terima Kasih.
    Wassalamualaikum wr. wb.

    Tiara Adhe Prastiwi
    260112110502

    BalasHapus
  63. assalamualaikum, malam pak

    topik yang bapak bawakan kemarin sangat menarik, saya hanya menambahkan sedikit:
    sebagai seorang manager salah satunya perlu memiliki pengalaman yang luas dalam memanage bawahan.
    point intinya dalam human manager adalah berani dalam mengambil tindakan dan berani bertanggung jawab atas tindakan tersebut sesuai dengan peraturan yang disepakati bersama, serta dapat mengenal karkaker bawahan masing2 secara personal, sehingga dapat diketahui bahwasanya tidak semua bawahan mempunya sifat dan pola pikir yang sama...

    jadi bagaimana cara mengenal karakter bawahan yang dominan visual, auditorial, dan kinestetik dalam dunia kerja demi mencapai satu tujuan yang telah di targetkan bersama?
    terima kasih, wassalam..

    by Rizki Nor Syahputra
    260112110604
    kelas B

    BalasHapus
  64. assalamualaikum....
    selamat pagi,Pak..

    seorang manager kebanyakan pasti akan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil dalam suatu rapat..jika keputusan tersebut akan berakibat fatal, pasti manager yg akan disalahkan dan kasarnya mungkin akan diturunkan jabatan atau dipecat..padahal itu bukan cuma kesalahan manager karena keputusan itu dirundingkan bersama2 dengan bawahannya...bagaimana bapak menanggapi kejadian semacam itu?

    Saya setuju dengan pendapat bapak yang mengatakan bahwa sulit melakukan pendekatan antara kepribadian dan perilaku..tetapi apakah ada cara yg lebih efektif selain pendekatan humanistis?karena mengingat banyaknya orang yg bekerja menjadi bawahan..apakah kita perlu mengadakan suatu pertemuan seperti arisan atau sekedar makan bersama?

    terima kasih, pak

    Ika ISaura S.
    260112110561
    Kelas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada banyak manajer melakukan cara-cara efektif selain arisan atau makan bersama, sering mendengar istilah "Coffe morning ?" itu yang sering saya lakukan untuk menyamakan persepsi dengan bawahan

      Hapus
  65. Assalamu'alaykum,
    pak, saya ingin menanggapi tulisan bapak di atas, bahwa memang ada keterkaitan antara individu dan perilaku organisasi yg akan terbentuk nantinya. hal ini dikarenakan organisasi itu terdiri dari berbagai macam individu yg memiliki tujuan yg sama. nah, dlm pencapaian tujuan2 tsb, tiap indivdu memiliki pola pikir dan cara yg berbeda2. hal ini dipengaruhi oleh variabel2 yg telah bpk jabarkan di atas. sehingga, seorang manajer harus mampu menyamakan pola pikir yg berbeda dari tiap individu tsb dgn cara spt yg telah bpk jlskan yaitu pengendalian pikiran.
    untuk pengendalian pikiran trhadap orang lain, dapatkah kita memulai dgn membicarakan hal yg disukai lawan bicara, dimana selanjutnya kita harus bisa mengendalikan pembicaraan sehingga lawan bicara dapat mengikuti pola pikir kita??
    karena sy pikir, kesukaan seseorang terhadap sesuatu juga dapat mencerminkan kepribadian dari orang tersebut. sehingga, seorang manajer harus mampu membaca kepribadian bawahannya melalui hal2 yg disukai ataupun yg tidak disukai.
    bagaimana menurut bapak?? mohon pencerahannya..

    tolong dikoreksi jika kurang tepat, terima kasih.
    Meilani Jayanti (260112110583)
    Apt UNPAD 2012 kelas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. pendapat Mei benar sekali, berbahagialah, salah satu komnponen utk mewujudkan mimpi telah mei punyai, keberanian menyatakan pendapat.

      Hapus
  66. Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,, PAK…
    Bahasan INDIVIDU DAN PERILAKU ORGANISASI yang Bapak kemukakan di atas sangat menarik untuk dibaca dan dibahas secara mendalam lagi. Saya ingin mengomentari mengenai kalimat “ seorang manajer perlu memperhatikan beberapa variable yang salah satunya variable psikologis: persepsi, sikap, kepribadian, PEMBELAJARAN”. Menurut yang saya pahami bahwa PEMBELAJARAN yang dimaksud di sini yakni pendidikan individu yang pada akhirnya nanti akan memperoleh gelar misalnya sarjana farmasi, insinyur, atau arsitek. Ada beberapa kasus di suatu organisasi atau perusahaan, ketika merekrut pegawai/individu di organisasi/perusahaannya tidak mencamtumkan kekhususan jurusan atau gelar pendidikan. Dimana dalam pemikiran saya suatu organisasi akan berjalan baik bila individu/orang tepat ditempatkan pada posisi pekerjaan yang tepat “right man on the right place”. Yang saya ingin tanyakan kepada Bapak apakah tindakan perusahaan tersebut sudah tepat dan apa pertimbangannya??
    Terima kasih, Pak
    Mohon maaf jika ada kesalahan dalam berkomentar dan mohon koreksi dari Bapak.
    Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
    Juli Astuti Hatsa (260112110509)
    Apt Unpad 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agama Islam mengajarkan bahwa kehancuran suatu kaun akan tiba bila kaum itu dipimpiun oleh orang yang tidak punya kompetensi. Itulah hakekat dari "the right man on the right place"

      Hapus
  67. Assalamualaikum wr. Wb.

    Menanggapi tulisan yang ditulis oleh bapak, saya sangat setuju sekali. Sebagai seorang manager yang tidak hanya sebagai pemimpin organisasi/perusahaan dan diri sendiri tetapi juga memimpin banyak individu.

    Setiap individu ini memiliki pribadinya masing-masing dan manager bertugas untuk setidaknya menyamakan persepsi per individu sehingga tujuan dari suatu organisasi dapat tercapai.

    Mengacu pada persepsi, sikap, kepribadian, dan pembelajaran dapat ditarik hubungan apa yang harus dilakukan oleh seorang manager. Dengan pembelajaran, ketika sang manager belajar untuk mengenal bawahannya, maka manager dapat memasukkan persepsi-persepsi yang bertujuan mencapat goal akhir dari suatu organisasi. Dengan adanya persepsi yang sudah terbentuk maka sikap akan berubah (seperti menjadi lebih respect) dan kepribadian dasar per individu akan ditutupi atau dikurangi atau dikorbankan agar tercapainya tujuan suatu organisasi.

    Mungkin inilah pendapat yang dapat saya berikan, terima kasih.
    Alam Jenuin D (26011211058)- Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
  68. Assalamualaikum Wr Wb

    Untuk menjadi seorang manajer tentu memerlukan sebuah "jam terbang" yang cukup lama hal ini dikarenakan oleh lama serta banyaknya pengalaman yang telah dilalui oleh manajer tersebut sehingga "sang" manajer paham mengenai fungsi dan tugasnya seperti apa.

    Karakter dan sifat seorang manajer pun akan menjadi sebuah panutan serta sebuah contoh bagi para bawahannya, sehingga akan menjadi kharisma tersendiri bagi manajer tersebut yang tentunya pimpinan akan disegani oleh para bawahannya.

    Pimpinan yang telah disegani oleh para bawahan akan mendapat keuntungan tersendiri karena para bawahan sudah "mempercayakan" sehingga akan dengan mudah mengendalikan, mengatur para bawahannya tersebut. Saling menghargai, kerja sama serta saling menghormati dibutuhkan antar sesama individu, sehingga tidak menimbulkan keegoisan antar sesama dan dalam memutuskan suatu keputusan pun dapat tercapai.

    Terima Kasih Bpk, mohon saran serta masukannya.


    Novi Maulani
    260112110581

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus Nov, belajar terus untuk mengasah kepercayaan diri

      Hapus
  69. assalammu'alaikum.wr.wb
    saya setuju dengan tulisan bapak diatas. memang, banyak hal yang harus dipahami seorang manajer. sehingga seorang manajer bisa menjadikan kekurangan dan kelebihan staffnya menjadi sebuah kekuatan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan maksimal.
    yang saya ingin tanyakan pak, bedanya sebuah keputusan yang tegas dan keras apa?
    kemudian kapan seorang manajer mengambil keputusan berdasarkan hati dan berdasarkan peraturan perusahaan?
    terima kasih pak, tulisannya sangat bermanfaat bagi saya.

    Fitriah Nursaidah
    260112110501

    BalasHapus
  70. Assalamu'alaikum wr.wb

    setelah saya membaca tulisan Bapak, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan guna menambah wawasan saya :

    1. Untuk mengerti perilaku individu salah satu ciri yang perlu diperhatikan adalah kepribadian yaitu dengan cara perlunya dilakukan pendekatan humanistis guna memberikan tekanan pada pengembangan dan aktualisasi diri (self actualization) dari individu. Namun bagaimana caranya seorang manajer yang baik dapat melakukan pendekatan tersebut sedangkan waktu yang tersedia sangatlah terbatas dikarenakan kesibukan dari masing-masing , baik bawahan-bawahan maupun manager itu sendiri ?

    2. karakter seperti apakah yang harus dimiliki oleh seorang manajer agar dapat dengan cepat / efektif mempengaruhi persepsi setiap bawahan kepada organisasi, sehingga rasa memiliki / loyalitas terhadap organisasi akan lebih besar ?

    Terima kasih Bapak, mohon balasannya :)

    Gina Dwi Lukasa (260112110610)
    apt Unpad 2012 - kelas B

    BalasHapus
    Balasan
    1. bicara tentang waktu, kita diberikan waktu 24 jam dalam sehari, katakan 8 jam untuk tidur, sisanya 16 jam, andai 4 jam untuk istirahat, 12 jam yang tersisa digunakan untuk apa? Waktu kita yang mengatur, jangan jadi mahluk yang diatur waktu.
      karakter yg harus dimiliki manajer? saya yakin Gina telah tahu, setidaknya telah punya mimpi menjadi seorang manajer dg karakter yg diimpikan

      Hapus
  71. assalamualaikum wr wb
    Setelah saya membaca tulisan bapa diatas pada kalimat awal tertulis “Aktivitas manajer dalam melakukan planning, organizing, directing, dan controlling, tentu tidak semudah membalik telapak tangan, karena suatu organisasi akan dihuni oleh puluhan, ratusan hingga ribuan manusia yang mempunyai karakter dan perilaku berbeda.” Kalo boleh saya menanggapi untuk dapat melakukan keempat tugas tersebut dengan baik seorang manager maupun orang – orang yang terlibat dalam suatu organisasi tersebut harus memiliki komunikasi yang baik agar bisa berjalan beriringan.
    Selain itu saya mau bertanya, cara cara pendekatan yang bagaimana yang dapat dilakukan dalam real nya agar seorang manajer dapat memahami hubungan antara perilaku (behaviour) dengan kepribadian (personality) ? selanjutnya tugas seorang manajer mempunyai tugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya yang berbeda untuk tiap individu, karena mereka berasal dari lingkungan yang heterogen, bagaimana tindakan seorang manajer agar proses tersebut dapat berjalan dalam waktu cepat ? karena untuk mengubah sikap setiap individu itu membutuhkan waktuyang tidak cepat atau proses nya panjang.
    Sekian pendapat yang bisa saya utarakan, mohon maaf bila ada kata kata yang kurang berkenan, makasi bapak tulisan nya sangat menginspirasi ..
    wassalamualaikum wr wb

    Derry Susanti
    260112110516
    Kelas B

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manajer jangan duduk dimenara gading atau di puncak gunung saja, sesekali seorang raja perlu juga berjalan kepasar berbaur bersama rakyatnya

      Hapus
  72. Assalamualaikum wr. Wb.

    Menanggapi tulisan yang ditulis oleh bapak,menurut saya dalam ilmu manajemen manusia termasuk dalam salah satu sumber daya yaitu sumber daya manusia. SDM memberikan cetusan kreatif di setiap organisasi.Kreatif individu itulah yang nantinya akan membawa dampak bagi kemajuan atau kemunduran dari sebuah organisasi atau perusahaan, dilihat dari bagaimana manusia sebagai SDM itu mengolahnya.

    Perilaku individu adalah perialaku yang dimiliki oleh setiap orang. Perilaku seseorang dengan orang lain berbeda-beda.perbedaan ini menentukan keunikan individu tersebut, hingga berpengaruh juga pada keunikan yang terdapat dalam suatu organisasi atau perusahahaan. Perilaku individu akan memotivasi seseorang untuk memenuhitingkat kebutuhan individu yang lebih tinggi. sehingga seorang manager harus paham betulakan keunikan pegawainya.

    Sebuah organisasi dikatakan sukses tidak lepas dari kepiawaian dari manager ataw pimpinan yang mendesain organisasi tersebut ke arah sebuah keefektifan kinerja dengan mempertimbangkan unsur-unsur dan potensi yang dimiliki oleh individu tersebut.

    Demikian tanggapan dari saya, mungkin ada saran atau masukan buat komentar saya,terima kasih.

    Riska muliatin (260112110590)
    Apt UNPAD 2012 (kelas B)

    Balas

    BalasHapus
    Balasan
    1. keberhasila meraih mimpi telah nampak dipelupuk mata Riska, tetaplah berani menyatakan pendapat

      Hapus
  73. Assalamualaikum wr. Wb.

    Menanggapi tulisan bapak, saya sangat setuju bahwa seorang manajer perlu memahami setiap karakter dari individu di dalam organisasi yang ia pimpin. Selain itu saya juga mau menambahkan bahwa seorang manajer harus memiliki kemampuan mengurus, mengelola, dan menjalankan program kerja suatu organisasi. Adapun program tersebut berisikan intput, proses, dan output. Dan dalam memanage program tersebut manajer harus mampu mengambil keputusan dalam setiap tindakannya. Tentunya keputusan yang bijaksana, menguntungkan organisasi, tetapi tidak merugikan bawahan dan orang lain sebagai konsumen.
    Selain dilihat dari pengambilan keputusan, manajer yang baik ialah bisa menjaga stabilitas, kondusifitas, dan kenyamanan bawahan dalam bekerja, namun tetap tegas, mengatur tekanan kerja bawahannya agar tidak stress dan memiliki program yang sistematik untuk pengembangan sistem kerja yang lebih baik, serta terbuka terhadap bawahannya, artinya menerima pendapat dan masukan dari bawahan.

    Sekian tanggapan dari saya, wassalamualaikum wr rb.


    RAISHA MADRIN
    NPM 260112110564
    Apt UNPAD Kelas B

    BalasHapus
  74. Assalamualaikum Wr Wb
    Saya Muchammad Reza Ghozaly
    NPM 260112110530

    Pak, saya sangat tertarik sekali dengan materi kuliah yang bapak ajarkan tempo hari. Bagi saya, keberanian kita dalam bermimpi adalah suatu langkah awal dalam menuju tujuan kita di masa depan. Namun anehnya, masih banyak orang2 yang terlalu takut hanya untuk sekedar bermimpi. Terutama bagi seorang manajer, dimanapun dia berada, dia akan selalu menjadi seorang manajer setidaknya untuk mengatur dirinya sendiri.
    Banyak sekali orang yang cendrung terlalu terbwa oleh arus sehingga dia lupa bahwa dia memiliki control penuh terhadap dirinya sendiri
    Menurut sumber ilmu lain yang saya baca pak, ada hal yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi manajer bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, yaitu ; pentingnya menyeimbangkan muatan IQ, EQ dan SQ dengan cara yang benar dan sistematis sehingga dicapai keseimbangan antarketiganya yang dapat mempertebal dan memperkokoh moral kita. Dalam aplikasi sehari-hari, seorang manajer yang bermoral tinggi akan mendapatkan tempat terhormat di masyarakat.
    Dalam praktik manajemen sehari-hari: janganlah berharap sukses membangun sesuatu bila tidak ada idealisme (Al-Alaq), akhlak yang baik (Al-Qalam), moral yang baik (Al-Muzzammil), strategi operasi yang tepat (Al-Muddatstsir), serta master plan pembangunan yang terarah (Al-Fatihah).
    Kelima kunci inilah yang menjadi bekal utama Nabi menjalankan misi manajemennya.
    Bagaimana pendapat bapak dengan pernyataan tersebut? terima kasih pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tepat, anda telah dapat menbggali potensi yang dikaruniakan kepada anda. potensi diri adalah amanah, jaga terus amanah itu, belajar terus kawan...

      Hapus
  75. Petrus Topaga
    26011210574
    Comment:
    Menurut hemat saya bahwa sikap tidak selalu dikendalikan oleh pengalaman saja, tetapi juga oleh pilihan keputusan yang kita ambil. Misalnya: pada saat baru menjabat, manajer bertemu bawahan yang emosional dan bersikap vulgar dengan kebijakan-kebijakan yang kita buat sementara bawahan lain hanya menerima mentah-mentah. Walaupun kita belum punya pengalaman ini sebelumnya, tetapi kita bisa memilih untuk bersikap positif tidak menghukumnya, tetapi malah mempromosikannya karena dia punya perhatian pada perusahaan dan kritis yang berani.

    Pertanyaan:
    1)Bagaimana pendapat Bapak sebagai seorang manajer, dalam memilih bawahan, cenderung yang unggul dari segi akademis atau unggul dari segi personality?

    2)Bagaimana langkah konkret seorang menajer untuk mengatasi hubungan antar perilaku dengan kepribadian jika bawahannya ratusan hingga ribuan orang?

    3)Menurut Bapak sebagai seorang manajer, kepribadian apa yang minimal harus dimiliki baik sebagai individu dan kaitannya dengan perilaku organisasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. personality agak susah utk diubah, walaupun perubahan itu juga sesuatu yg mungkin, sedangkan pengetahuan akademis bisa ditambah kapan saja asal kita mau. Sistem pendidikan kita yang lebih menbgarah ke hard skills harusnya diimbangi dg kemampuan soft skills, IPK bukan segala-galanya. Kepribadian seorang manajer secara umum adalah sosok yang bijak, sederhana, smart, dan banyak lagi deh

      Hapus
  76. Assalamualaikum wr.wb
    Saya Septia Virgianti, dari kelas B ingin menanyakan 2 hal, yaitu :

    1. Dalam penjelasan bapak mengenai definisi persepsi, disebutkan bahwa karakteristik manajer seringkali mempengaruhi konsep persepsi selektif. Tolong jelaskan bagaimana maksud dan contoh dari konsep persepsi selektif tersebut?

    2. Apa yang harus dilakukan seorang manajer untuk mendapatkan kepercayaan kembali dari atasan dan bawahannya apabila suatu waktu seorang manajer itu pernah salah mengambil keputusan?

    Terima kasih dan walaikumsalam wr.wb

    Septia Virgianti
    260112110552
    Kelas B

    BalasHapus
    Balasan
    1. jawaban sudah diberikan di tempat lain, coba ditelusuri deh

      Hapus
  77. Assalamualaikum WR. WB
    Salam pemimpi...!!!

    pertama saya mau menanggapi tentang kuliah bapak... mantap memang diluar kurikulum tapi itu sangat terasa pada kehidupan yang sebenarnya...

    saya mau bertanya nih pak, bagaimana caranya mengolah tingkat stress yang tinggi dan timbulnya konflik yang mempengaruhi kerja sebagai manajer agar tidak mempengaruhi fungsi manajer sebagai planning, organizing, directing, dan controlling?

    MOHAMAD FAJAR DAUD
    260112110613
    KLS A

    BalasHapus
  78. Assalamualaikum Wr. Wb
    ssya Mitro Edhi Prabowo
    260112110621

    saya tertarik dengan mata kuliah bapak tentang sikap dari seorang manajer.
    saya mohon pendapat dari bapak apakah benar sebagai seorang manajer harus disegani oleh bawahannya?

    Saya pernah terjun dalam organisasi bisnis skala kecil; dimana saya bersikap terlalu lunak terhadap bawahan saya hingga menyebabkan bawahan saya menyalahgunakan kepercayaan dari saya dan bekerja setengah hati.

    Terima kasih, walaikumsalam wr.wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, disegani bukan ditakuti. Anda sadar dengan sikap anda dan dianggap merugikan, perbaiki sikap anda

      Hapus
  79. asslmkm wr.wb.
    setelah membaca tulisan bapa diatas, saya setuju untuk menjadi seorang manajer yang professional tidaklah mudah,mungkin diperlukan pembelajaran dan waktu yang lama. saya setuju learn by doing kata yang tepat. menurut saya seorang manajer harus mempunyai visi dan misi yang hebat sehingga menarik dan dapat memotivasi bawahannya. perbedaan pikiran dan prilaku hal yang manusiawi,tp seorang manajer know how untuk mengubahnya menjadi hal yang positif. keseimbangan akal dan pikiran,disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab sebagai modal dasar.
    pertanyaan :
    1) bagaimana cara untuk menjaga prilaku positif di dunia kerja?
    2) langkah awal apa yang harus dilakukan seorang manajer dalam memulai karirnya?

    reza dwi yolanda
    26011210503
    apt unpad klas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menjaga perilaku positif, ya konsistenlah dalam tindakan. Langkah awalnbyang harus dilakukan seorang manajer dalam memulai kariernya? Spt bayi yang baru mulai berjalan, beranilah melangkah.

      Hapus
  80. Assalamualaikum bapa, terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk mengungkapkan pemikiran kami lewat cara lain, yaitu melalui tulisan di blog ini.Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan,

    "Untuk mengerti perilaku individu harus memperhatikan aspek psikologis yaitu persepsi seorang karyawan."
    Namun, bukankah beberapa perusahaan menginginkan karyawan dengan persepsi yang sejalan dengan perusahaannya. Seandainya pun memperhatikan persepsi karyawan, mungkin untuk memutuskan apakah persepsi karyawan tersebut masih bisa diubah sehingga mengikuti persepsi perusahaan atau lebih baik lagi apabila karyawan itu memang satu persepsi dengan perusahaan dari awal?

    "Masalah yang paling sulit dihadapi oleh seorang manajer adalah memahami hubungan antara perilaku (behaviour) dengan kepribadian (personality)".
    lalu yang mana yang lebih penting pa? apabila kepribadian sesuatu yang tersembunyi mungkin hanya penting untuk dirinya sendiri. mengapa tidak fokus saja pada perilaku seseorang?
    contohnya, apabila seseorang pemalas , tapi di perusahaan dia menjadi rajin (mungkin ada faktor lain yang membuatnya seperti itu, seperti tekanan dari atasan)
    bukankah itu tidak jadi masalah selama dia rajin saat bekerja di perusahaan?

    "Keempat pilar sering dilakukan sambil berjalan, learning by doing".
    seberapa besar perusahaan mau menoleransi learning by doing pada karyawannya? bukankah karyawan merupakan aset perusahaan yang harus sudah "siap pakai" untuk meningkatkan omset perusahaan?

    Maritsa Nurfatwa
    260112110507
    Kelas A

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada yang siap pakai, yang ada adalah siap latih

      Hapus
  81. Selamat siang Pak..
    saya Mawanti Tambunan
    NPM: 260112110515

    Selain harus mempunyai kemampuan untuk mengerti perilaku individu, dan kemampuan melakukan planning, organizing, directing, dan controlling masih banyak hal lagi yang harus dimiliki oleh seorang manager contohnya memiliki kemampuan berkomunikasi (public speaking), mampu memotivasi, bersikap objektif, bertindak tegas walau lebih sering terlihat otoriter..dan masih banyak hal lagi...
    saya setuju dengan tulisan bapak "tidak semudah membalik telapak tangan." Seorang manager benar-benar dituntut untuk menjadi pribadi yang mendekati "perfect".

    Demikian tanggapan dari saya, mohon maaf jika ada yang perkataan yang kurang tepat. Terima kasih Pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus, teruslah percaya diri untuk menyatakan pendapat. Inilah gunanya saya buat blog ini, untuk latihan kita semua. Manfaatkan dg baik

      Hapus
  82. Assalamualaikum pak
    Saya Popie Erfiani 260112110611

    Saya setuju dengan isi blog bapa, ksrena untuk mencapai suatu tujuan dengan beragam sifat dan tipe manusia kita sbg manajer harus pintar mnyikapi tu
    Ada hal yg ingin saya tanyakan juga, jika dlm organisasi tsb ada satu org yg melenceng dri apa yg kita arahkan, bgaimana kita hrus bersikap pak?terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. raihlah kembali ke jalan organisasi, jangan dimusuhi atau dibenci, lakukan pendekatan persuasif

      Hapus
  83. Assalamualaikum Wr. Wb.
    Saya ingin menanggapi penyataan yang bapak kemukakan, benar sekali jika seorang manager harus memiliki aspek yang harus diperhatikan yaitu persepsi, sikap, kepribadian dan pembelajaran, terutama soal pembelajarannya, sebab menurut saya, seorang manajer harus lah memiliki pola pikir yang kreatif dan inovatif agar selalu terdepan dari bawahannya dan BISA dalam melakukan hal-hal yang bawahannya tidak bisa lakukan, pertanyaan saya:
    1. apakah benar jika seorang manager itu harus selalu memiliki pola pikir yang kreatif dan inovatif ?
    2. sejalan kah hal tersebut dengan apa yang bapak kemukakan? Jika sejalan, dibagian apa pak?
    3. apakah boleh kita mengajarkan keahlian kita pada bawahan kita?

    Demikian ,terima kasih, mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan.

    Muhammad Ecky Biondy
    Npm 260112110595
    Profesi Apoteker Unpad Kelas A

    BalasHapus
  84. Assalamu Alaiku Wr.Wb..

    Apa kabar pak, numpang comment dikit yah...
    dari ananda Fenny Veronica 260112110611

    Memang bukan manusia jika tidak bersosialisasi, karena jauh sebelum kita lahir, kita telah dibentuk oleh dua kerjasama yang baik antara orang tua kita (bukan pornoaksi ya), dan ketika kita dewasa kita bersosialisasi dengan keluarga kita, teman, dosen bahkan masyarakat.

    Sifat kepemimpinan seseorang telah terbentuk semenjak kita mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Idealnya, sebagai pemimpin diri sendiri..

    Setiap pemimpin mempunyai gagasan yang berbeda, dan setiap gagasan mempunyai beberapa pilihan, setiap pilihan yang dibuat pasti memiliki hasil akhir. Oleh karena itu, para pemimpin harus mampu menentukan pilihannya, harus berani mengeluarkan gagasannya (bukan hanya berani berpikir. Karena visi tanpa eksekusi adalah lamunan. eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.

    Semua pemimpin yang besar mempunyai karakter yang unggul, berkompoten dan berdayasaing. tetapi bukankah setiap manusia mempunyai karakter yang unik, berbeda-beda...Oleh karena itu sebelum memimpin orang lain, kenalilah diri anda sendiri!

    Saya jadi teringat dengan satu pepatah ini.
    " Jika anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah anda lakukan." -Thomas Jefferson.

    So, for my friends, brother n sister in profession apoteker,, Become a good leader,a great manager!!!

    Makasi pak,,, hhehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. klo didenger mario teguh, pasti dia bvilang....sangat super....

      Hapus
    2. Alhamdulillah ya pak,, SESUATU! dan kayakx dosen sy jg LEBIH SUPER dan sangat SESUATU!... hehehe

      Hapus
  85. Assalamu'alaikum, pak..menanggapi tulisan bapak diatas, yang menyatakan bahwa 'manajer mempunyai tugas untuk mengubah sikap para bawahan yang telah terbentuk sebelumnya yang berbeda untuk tiap individu, karena mereka berasal dari lingkungan yang heterogen', kemudian yang mau saya tanyakan bagaimana cara mengubah sikap bawahan yang sudah terbentuk sebelumnya pak? apa seperti pada mata kuliah bapak yang menyatakan bahwa seorang manajer harus bisa mengendalikan pikiran orang lain dengan jiwa, dengan pembicaraan(omongan) dan ilmu yang dimilikinya?
    Dan saya juga setuju dengan bapak mengenai keempat pilar pembelajaran yang lebih baik dilakukan melalui learning by doing, karena akan menghemat waktu.

    GINA AULIA
    NPM: 260112110585
    APOTEKER UNPAD 2012 KELAS A

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manusia yang maju adalah yang mempunyai pikiran dan berani menyatakan pikirannya dalam bentuk pendapat. Anda punya itu, selamat meraih mimpi Gina..

      Hapus
  86. Assalamu’alaikum wr. Wb

    “I have a dream…..” kutipan yang sangat menginspirasi.
    Sebelumnya terima kasih pak atas materinya yang menurut saya sangat bermanfaat untuk sekarang dan seterusnya.

    Berdasarkan materi yang bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa kemampuan seorang manager untuk mengendalikan orang lain dan diri sendiri adalah kemampuan yang paling dasar yang harus dimiliki, namun seandainya ada seorang individu yang ingin menjadi seorang manager tetapi memiliki keterbasan untuk mengendalikan orang lain, apakah masih ada peluang untuk individu tersebut menjadi seorang manager yang baik? Apa saran bapak menanggapi hal tersebut?

    SABRINA PUTRI
    NPM 260112110616

    BalasHapus
    Balasan
    1. keterbatasan bukan nsesuatu yang mutlak tidak bisa diatasi. Belajar adalah salah satunya

      Hapus
  87. Assalamu’alaikum Wr. Wb
    Saya setuju dengan bpk, tidak mudah menjadi pemimpin krn perlu adanya kemampuan utk menyatukan beraneka ragam karakteristik manusia tetapi itulah tantangan seorang pemimpin. Dalam tulisan, bpk menyatakan bahwa perlu dilakukan pendekatan humanistis guna memberikan tekanan pada pengembangan dan aktualisasi diri (self actualization) dari individu. Dari pernyataan tersebut saya ingin bertanya bagaimana contoh pendekatan humanistis yang tepat terhadap bawahannya?

    Yang saya tahu seorang manager perlu menjaga sikap agar dihormati dan disegani oleh bawahannya tetapi adakalanya “menjaga sikap” ini dapat menimbulkan kesan yang kurang baik misalnya “sombong” untuk itu bagaimana caranya agar kita sebagai manager tetap disegani dan dihormati tetapi tidak menimbulkan kesan yang negative dan terkesan menjaga jarak dengan bawahan? Saya msh kurang mengerti mengenai konsep persepsi selektif, contohnya seperti apa pak?

    Marethalinia Aini (Lini)
    NPM 260112110614

    BalasHapus
    Balasan
    1. jawabannya sdh saya sampaikan di tempat lain, telusuri deh

      Hapus
  88. assalamu'alaikum wr.wb
    pngend ngasih comment jg,,
    Dalam tulisan bapak telah dijelaskan perlunya seorang manager mempertimbangkan perilaku individu bawahannya.. namun suatu organisasi juga akan sulit berjalan jika tiap bawahan tidak paham betul dan sadar akan potensi diri yang dimiliki serta tugas dan wewenang yg di berikan kepadanya. Sesuai pengertiannya, organisasi dijalankan oleh lebih dari 1 orang terutama untuk organisasi dengan volume aktivitas yang besar. Nah tentunya setiap bawahan memiliki tugas dan wewenang masing-masing. Selain menyusun planning, seorang manager juga harus mampu melihat potensi dari bawahannya agar organisasi berjalan lebih efektif. Disini tugas manager untuk membagi tugas (organizing) bawahannya sesuai dengan potensi masing-masing dan melakukan pengawasan (controlling) terhadap bawahannya agar tetap bertanggungjawab pada tugas dan pekerjaannya.
    Dari tiap individu akan memberikan persepsinya (perception) dibidangnya masing-masing dengan pemikiran berbeda berdasarkan potensi yang dimiliki sehingga akan lebih efektif karena mereka paham betul apa yang mereka sampaikan. Begitu pun dengan cara menyikapi (attitude), mereka akan lebih merespons sesuai dengan pengalaman dan potensi diri yg mungkin mereka dapatkan dari pengalaman masing-masing. Dengan mengetahui potensi diri, setiap individu akan lebih mudah melakukan pengembangan dan aktualisasi diri sehingga pelatihan untuk pembelajaran akan lebih terarah dan efisien terhadap waktu dan biaya.
    Nah dari pemaparan saya diatas, yang saya belum ketahui bagaimana cara mengetahui potensi diri bawahan secara efektif dan efisien??..karena selama ini dalam organisasi yang pernah saya jalani yakni organisasi skala kecil, potensi diri diketahui setelah masuk dan bertindak dalam organisasi itu sendiri atau adanya hubungan kekerabatan sehingga lebih bisa mengenal antar individu. TERIMA KASIH
    WASSALAM
    CHARLINA JANUARSY KELAS B 260112110554

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maka seorang manajer atau pemimpin harus mau buka mata, buka hati, buka pikiran, dan buka rasa

      Hapus
  89. Assalam mu'alaikum

    perkenalkan Pak Moel,
    saya Ayu Mutiara Santanu
    npm 260112110617

    Terima kasih sebelumnya Pak, tentang motivasi "Berani Berimpi". Karena menurut saya pun, orang-orang besar lahir dari mimpi besar.

    Mencoba menanggapi tulisan Bapak diatas,
    begini sebelumnya Pak, saya pernah membaca dari suatu sumber yang juga membahas Perilaku Individu,
    disitu disebutkan bahwa : salah satu tugas seorang pemimpin adalah mengubah perilaku orang yang dipimpinnya (behavioral changes) agar perilaku mereka dapat berkembang optimal.

    Dalam hal ini berkaitan dengan empat ciri utama individu yang mempengaruhi efektivitas organisasi, yaitu persepsi (perception), sikap (attitude), kepribadian (personality), dan pembelajaran (learning).

    Seringkali, hubungan antara staf dengan managernya hanya sebatas pemenuhan perintah managernya. Hal ini sesuai dengan tugas manager yang Bapak sebutkan sebagai planner, organizer, director, dan controller.

    Yang saya tanyakan adalah,
    bagaimana cara manager membuat para stafnya (orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya)menjadi kreatif dalam bekerja (tapi tanpa membuat mereka merasa tertekan)?

    Terima Kasih,
    Wassalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. perlakukan mereka sebagai manusia, bukan sebagai robot yg diprogram sekehendak pemimpin

      Hapus
  90. assalammu’alaikum...
    Bapak, Setelah kuliah manajemen farmasi dan membaca tulisan ini...membuka wawasan baru tentang dunia farmasi yang sangat menarik..tidak hanya diajarkan untuk menjadi seorang apoteker saja tetapi seorang apoteker plus2 yaitu plus manajer. Sepakat banget pak dengan tulisan ini, saat kita berhubungan dua orang saja bisa menimbulkan konflik dengan perbedaan karakter dan perilaku apalagi dengan ratusan hingga ribuan jiwa.
    Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang manajer perlu mempertimbangkan kecocokan antar individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Menarik, Kalau baca ini teringat dengan apa yang rasulullah sampaikan bahwa saat kita ingin menyeru kebaikan kepada harus sesuai dengan bahasa kaumnya. Sepakat ga pak? Menanggapi hal ini bahwa seorang manajer ingin mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu harus melihat berbagai aspek dari bawahannya dan saat manajer berbicara kepada mereka, sesuai dengan tingkat tugas dan perkerjaan mereka pula agar lebih efektif. Karena jika manajernya OK, bawahan kerjanya senang maka ini akan menjamin pula dari keberlangsungan perusahaan tersebut, insya Allah kemungkinan keuntungan perusahaan pun meningkat. Terus Pak, gimana kalau kita sudah memutuskan sesuatu dengan berbagai pertimbangan ternyata hasil dan efek yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan malah berakibat fatal, langkah apa yang harus kita ambil biar bisa terselesaikan dengan baik?
    Terus kalau kita ditunjuk untuk menjadi seorang manajer baru dengan usia yang masih muda sedangkan bawahan2 kita banyak yang sudah senior, terkadang rasa canggung, terus ada sedikit ketakutan2 yang berkelana dalam diri. Nah, hal apa yang harus kita lakukan untuk membangun kepercayaan diri, meyakinkan diri bahwa kita mampu untuk mengorganisasikan perusahaan tersebut? Terus hal positif apa yang harus kita lakukan agar bawahan kita menghargai kita selain kita harus menghargai mereka pak?
    Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatif tetap dalam perilaku sebagai akibat dari suatu praktek. Maksudnya gimana ya pak, terus indikator perubahan yang relatif tetap terhadap perilakunya seperti apa pak?
    Maaf pak kalau tanggapan dan pertanyaannya banyak yang ga nyambung..Mohon petunjuknya pak. Terima kasih pak.
    Wassalam
    Rica Anggreini
    260112110551
    Apt UNPAD 2012

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rica, yang dimaksudrasulullah saw tentunya bukan bahasa arab, bahas inggris, dsb, tapi artinya sesuaikan dg tingkat pikir yag diajak bicara. Janag bicara pakai pola pikir manajer, tapi ungkapkan pola pikir manajer dalam kerangka pola pikir bawahan. itu makna yang diajarkan rasul, indah kan? Jawaban semua pertanyaan akan datang pada saatnya, sabar ya..

      Hapus
  91. terkadang seseorang telah memiliki kualifikasi sebagai manager, namun dia lupa akan satu hal bahwa tidak ada manusia yang sempurna, sehingga menurut saya seorang manager juga harus mampu mengevaluasi dirinya sendiri. mau menerima nasihat maupun masukan yang datang dari siapapun. terimakasih

    Regia Desty Rakhmayanti
    260112110559
    Kelas A

    BalasHapus
  92. alhamdulillah,, akhirnya bisa koment juga, susah juga pa masuknya, hehe..
    Saya sepakat dengan pendapat bapak. karena hal terpenting dari seorang manager adalah dia mampu memahami karakteristik seseorang baik itu temen sejawat maupun bawahan, hal ini sangat penting untuk menunjang keberlangsungan suatu perusahaan atau lembaga yang dipimpinnya. Selain itu, seorang manager juga harus mampu menempatkan seseorang sesuai dengan skill yang dimilikinya. Hal ini akan sangat mendukung keberlangsungan dari pencapaian tujuan perusahaan tersebut. Seorang manager juga harus mampu mengetahui kondisi psikis dari bawahannya, misalnya memberikan reward kepada karyawan/ bawahannya yang mendapatkan prestasi serta memberikan teguran yang sopan dan baik kepada karyawan yang melakukan kesalahan dalam pekerjaannya.
    yang ingin saya tanyakan pa,
    1. seperti yang dilihat pada kenyataannya ternyata kesesuaian antara teori dan praktek dilapangan tidak sesuai, hal apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? contoh kasusnya, seorang manager menempatkan karyawannya bukan karena skill yang dimiliki melainkan karena faktor kedekatan, sedangkan hal ini bisa berakibat negatif pada perusahaan tersebut.
    2. Seorang manager itu harus memiliki sikap kepemimpinan, yang ingin saya tanyakan, kepemimpinan seperti apa yang harus dimiliki seorang manager yang berkualitas?
    Terimakasih pa :)

    Erly Maryanti
    260112110602
    Kelas B

    BalasHapus