Selasa, 13 Oktober 2009

Apa yang salah pada diriku?...Apa yang harus aku lakukan?..

seorang lelaki, sarjana, setiap hari berkeliling membawa ijazahnya mencari pekerjaan. Saat yang sama seorang lelaki lain, juga sarjana, menyimpan ijazahnya dan mencari jalan untuk mewujudkan impiannya. Keduanya bermimpi, keduanya berjuang, tetapi setelah kurun waktu tertentu si lelaki yang mewujudkan impiannya tanpa membawa ijazah kemana-mana berhasil mewujudkan impiannya, sementara si sarjana pembawa ijazah masih terlunta dengan ijazahnya. Dia berfikir... "apa yang salah pada diriku?.....Apa yang harus aku lakukan?...."Well, tolonglah lelaki itu... berikan pandangan seakan itu hal yang menimpa diri anda....

33 komentar:

  1. as.wr.wb

    akhirnya pertamax juga ; he

    pandangan saya : perencanaan dalam hidup menjadi sebuah persiapan yg harus kita lakukan,,kesempatan yang ada tidak akan datang beberapa kali,, kepintaran (dalam hal ini ijazah bukan menjadi "hal utama" dalam hidup,,seperti yang sering bapak utarakan dan insyaallah menjadi bekal untuk kami : "be smart not only be clever",,smart dalam berperilaku dan mengambil keputusan

    ingat nasehat dari orang tua seorang sahabat : "adalah arjuna ,,orang yang dapat berpikiran smart dan mau bangkit dari kegagalan untuk mewujudkan harapannya"..dalam cerita wayang, arjuna memanah rahwana"....

    tp bila hal tersebut menimpa langsung diri saya,,jelas tdk semudah ketika saya tuliskan secara teoritis seperti ini,,mungkin langkah saya adalh persiapkan mental,,dan buatlah kesempatan dan harapan sebesar2ny,,dan be smart.."tuhan memberikan manusia rezekinya masing2, bukan berarti menjadikan kita pasrah akan keadaan,,dan tuhan pula tidak akan memberikan beban yang dmana kita tidak mampu memikulnya,,


    atau mungkin dalam kasus tersebut, sarjana tersebut belum mengetahui tips dan trik untuk wawancara,,jadi mohon bapak bisa berbagi tips dan trik menghadapi wawancara,,,,,hehehe

    terimakasih
    maaf atas kekurangannya

    BalasHapus
  2. wah,gara2 si aro ga jadi pertamax nih,hehehe...
    Sebenarnya dari narasi ini masih banyak pertanyaan yg berkumpul di benak saya, maaf pak,saya masih belum jelas mengenai 2 orang sarjana ini. Apakah mereka berdua sarjana dari bidang keilmuan yang sama?apakah mimpi mereka sama?kemudian setelah kurun waktu tertentu itu berapa lama? Karena tidak semua mimpi dapat diraih tanpa ijazah(seperti yg kita ketahui,posisi tertentu dalam pekerjaan ditentukan oleh ijazah). Jika mimpi mereka berdua sama,brarti mimpi mereka dapat diraih tanpa ijazah,contohnya adalah ingin kaya raya. Mimpi itu dapat diraih tanpa ijazah.

    Jika saya menjadi orang malang itu yang ijazahnya tidak laku, Tentunya saya harus introspeksi diri, apa yang menyebabkan ijazah saya tidak laku,apakah ijazah saya palsu atau tidak. Kemudian jika mimpinya memang sama, akan lebih baik jika saya berkonsultasi dengan orang tersebut,bagaimana kiat2 yg baik agar saya dapat mencapai mimpi tersebut, kita harus mau membuka pikiran tentang cara lain untuk meraih impian tersebut tanpa ijazah saya yang tidak laku itu.
    seperti kata pepatah "dimana ada kemauan disitu ada jalan, dimana ada kemaluan disitu ada persoalan".

    Regards,
    Abe

    BalasHapus
  3. kesalahanku adalah karena aku menganggap bahwa ijazah adalah kunci utk menanklukkan dunia. Ternyata bukan hanya IQ yg dicari saat ini tapi juga EQ dan SQ; bukan cuma otak, tapi akal dan hati. Berarti yg harus aku lakukan sekarang adalah mencari kunci lain yang tidak aku miliki. Kunci yang mampu meningkatkan kemampuan akal dan hati. Belajar manajerial dan ketrampilan lain dalam melatih akal, serta memasrahkan diri kepada Sang Maha Penentu kehidupan.

    BalasHapus
  4. Bila kejadian itu meninpa saya, saya akan merefleksikan apakah langkah yang sudah saya tempuh untuk mencari pekerjaan sudah tepat.
    Mungkin saya hanya mengejar untuk mencari pekerjaan saja dengan ikut-ikutan orang lain, mengirimkan surat-surat lamaran ke berbagai instansi tanpa memikirkan apa yang sebenarnya saya inginkan untuk meraih mimpi saya.
    Sedangkan sarjana lain yang menyimpan ijazahnya namun mau berusaha mencari jalan untuk mencapai mimpinya, telah berhasil untuk meraih mimpinya itu.
    Saya akan memikirkan kembali apa yang sebenarnya saya impikan. Setelah itu saya akan berusaha mencari jalan bagaimana cara untuk mencapai mimpi itu.
    Selain itu juga disertai dengan doa dan berserah pada Tuhan untuk meminta yang terbaik bagi saya.

    BalasHapus
  5. Apabila saya yang ada di posisi tersebut (naudzubillah), maka hal pertama yang saya lakukan adalah melihat semua aspek baik positif maupun negatif pada kehidupan atau perjalanan saya selama mencari pekerjaan, semua pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan saya analisis atau saya pelajari kembali sambil bertukar ide atau sharing dengan orang terdekat agar saya tahu apa yang harus diperbaiki dan apa yang harus ditingkatkan. Masalah utama adalah bukan saya bangga atau tidak berbangga dengan ijazah saya, tapi saya harus menghargai diri saya untuk mencapai ijazah tersebut, sehingga saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk mencapai mimpi dan harapan saya. Kondisi spiritual dan pengaruh orang sekitar juga sangat penting, karena dalam kehidupan ini kita adalah makhluk sosial yang mempunyai keterkaitan dengan orang lain, sehingga memperbaiki hubungan dengan sekitar juga menjadi salah satu langkah yang baik dalam mencapai suatu impian, karena kita tidak tahu melalui tangan siapakah impian itu akan menjadi lebih mudah.
    Hal selanjutnya yang saya lakukan adalah melakukan modifikasi terhadap cara saya meraih mimpi, mungkin ada juga yang harus "diupdate". Hal terakhir adalah percaya dan jangan ragu atas apa yang akan, sedang dan telah kita lakukan, karena kesempatan baik bukan datang kepada orang yang penuh keraguan. Jangan menyerah dan terus berusaha, maka hal baik akan datang kepada kita dengan sendirinya oleh izin Allah.

    BalasHapus
  6. Bila kejadian itu menimpa saya, pertama saya akan mencoba menganalisa diri agar saya menemukan jawaban kenapa saya tak kunjung mendapat pekerjaan. Mungkin attitude saya yang harus diperbaiki karena attitude adalah faktor terbesar dalam menentukan kesuksesan seseorang, selain pengetahuan dan keterampilan. Saya akan terus berusaha mencari pekerjaan sambil berdo'a kepada Allah SWT agar segera diberi pekerjaan.

    BalasHapus
  7. Jika saya berada di posisi orang itu pertama kali saya akan berpikiran sama dengan orang itu " apa sebenarnya yang salah pada diri saya sehingga saya tak kunjung mendapatkan keberhasilan?" apakah saya terlalu terpaku dengan satu jalan dalam meraih mimpi saya yaitu hanya dengan berkeliling membawa ijazah??? tanpa melihat begitu banyak kesempatan dalam meraih mimpi tanpa harus berkeliling membawa ijazah..

    Yang saya harus lakukan adalah dengan smart menganalisis setiap kesempatan yang terbentang di depan saya. Setelah sebelumnya mengetahui kekurangan dan menggali kelebihan serta potensi yang saya punya.
    Tetap semangat, berjuang dan tetap berdoa..

    -Dhini Pradipta S.-

    BalasHapus
  8. jika saya berada di posisi orang tersebut, yang akan saya lakukan adalah berusaha menganalisa kekurangan diri saya sendiri, kenapa ijazah saya belum laku,
    Mungkin hal tersebut terjadi karena cara atau jalan yang saya lakukan untuk mendapatkan pekerjaan belum tepat, oleh karena itu saya akan berusaha untuk mencari jalan yang terbaik untuk mendapatkan pekerjaan.
    selain itu saya akan banyak bertanya dan bertukar pikiran dengan orang-orang yang lebih berpengalaman, dengan melakukan hal ini diharapkan saya akan mendapat banyak masukan untuk dapat memperbaiki diri saya,

    yang terpenting adalah tetap berusaha dengan keras dan berikhtiar setelahnya.

    Dinda Anggiyana

    BalasHapus
  9. Keberhasilan yang tertunda..Ijazah bukan suatu ukuran nasib,bukan ukuran dari apa yang salah dgn diri kita..tetap yakin Tuhan tidak akan merubah nasib umatnya sebelum dy berusaha, nasib kita mau baik or buruk, saya yakin kita tentukan sendiri. Disini yang kita butuhkan ialah cermat, cerdas, dan kreatif melihat kesempatan dan selalu mencari pemecahan masalahnya. jika kondisinya sekarang sangat susah untuk mendapatkan pekerjaan jadi buatkan lapangan pekerjaan buat diri kita sendiri, jika mw berusaha disitu ada jalan..

    BalasHapus
  10. sy percaya setiap org punya jalan hidup masing2, tp untuk masalah ini sy hanya bs berkomentar hanya bermodalkan sebuah ijasah tidaklah cukup.....
    yg diperlukan adalah kecakapan diri melihat peluang dan kesempatan serta tw batas kemampuan diri...
    cuma berkomentar mmg gampang, tp dari cth kasus sprti ini kita bisa belajar bahwa mindset kita perlu diubah...

    BalasHapus
  11. bila saya dalam kondisi sperti ilustrasi itu..
    saya pasti akan introspeksi diri dulua..
    berfikir kira2 karena apa saya belum berhasil juga..
    selain itu saya pasti akan berdiskusi dengan orang tua saya.. juga pada temen2 saya sambil berdiskusi dan bertukar pengalaman dengan mereka..
    siapa tau dengan begitu saya bisa menemukan cara atau solusi untuk saya supaya bisa lebih bersemangat untuk mewujudkan "keberhasilan" dalam hidup saya..
    terlepas dari itu semua saya penting buat saya adalah berdoa..
    saya yakin dengan berdoa dan bekerja pasti bisa..
    hehheee..

    by.novelita
    ^_^

    BalasHapus
  12. Naudzubilah, mudah2an hal ini tidak terjadi pada saya dan rekan-rekan semuanya.Heu.Kasus seperti ini mungkin banyak dialami, saya anggap disini keduanya pada bidang keilmuan yang sama biar lebih objektif untuk membandingkannya,karena jika tidak sulit untuk membandingkannya dan seakan bidang yang satu memang relatif lebih mudah mencari pekerjaannya dsb. Ketika seorang mencari kerja yang perlu disadari adalah bahwa ijazah tidak menjadi modal satu2nya dalam mencari kerja, ijazah hanya sebagai bukti bahwa kita telah mendapat pendidikan dan telah lulus. Selebihnya banyak hal yang menjadi kendala mencari pekerjaan. Untuk mengetahui kenapa kita gagal maka harus introspeksi diri, dari pengalaman2 akan diketahui kenapa kita gagal. Setelah introspeksi maka kita harus memperbaiki kelemahan2 kita tersebut, bisa saja orang yang membawa ijazah kemana-mana ini sebenarnya orang yang pintar dengan IPK cum laude dan ia dedikasikan hidupnya hanya untuk belajar (SO) akan tetapi kurang soft skillnya. Sedangkan orang yang menyimpan ijazahnya ini adalah orang yang smart yang tidak saja memikirkan bagaimana mendapatkan nilai yang bagus tetapi juga dapat bergaul/bersosialisasi sehingga wawasannya luas. Seperti yang sering Bpk utarakan jadilah orang yang smart bukan org yang pintar. Tapi saya bingung pak kalo orang pintar kan minumnya tolak angin, nah kalo pengen jadi orang smart minumny ap y pk? hehe..
    Jadi intinya menurut saya pada kejadian ini kesuksesan itu tidak ditentukan dengan nilai atau ijazah, menurut Pk Mario Teguh orang sukses bukan orang yang berpikir biasa, orang sukses adalah orang yang berpikir tidak biasa dan diperlukan suatu keberanian yang luar biasa agar kita bisa membangun kehidupan yangluar biasa.

    BalasHapus
  13. segala sesuatu yang ingin dicapai harus dengan usaha dan pengorbanan...apabila yang kita harapkan belum terwujud...salah satu kunci adalah kesabaran, jangan melihat kekurangan atau kesalahan tapi kita introsfeksi, kegagalan bukan berarti karena kekurangan,,tp smua bisa terjadi hanya tinggal menunggu waktu,,,tuhan memberikan jalan,begitu juga memberikan waktu yang tepat kapan kita akan meraih semua yang kita harapkan...jangan berhenti berusaha.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Andaikata ilustrasi yang bapak berikan menimpa pada diri saya (semoga tidak,amiin ya rabbal a'lamiin) yang saya lakukan adalah memikirkan kembali impian saya,yang sukses tadi dia orang yang mewujudkan impian meskipun tidak bermodal ijasah, namun saya mencari pekerjaan bermodal ijasah. Mugkin inilah yang membedakan antara mencari pekerjaan dan mewujudkan impian. Selain ijasah (hardskill) ada faktor lain yaitu softskill, hal ini yang mungkin kurang pada diri saya, dan dengan belajar dan diasah tentu saja softskill tersebut akan baik. Jika kenal dengan orang sukses itu, saya akan bertanya tentang perjalanan dan pengalaman dia dari awal sampai dia sukses, dengan begitu saya berharap bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang nantinya bisa saya jadikan modal untuk mencari pekerjaan sesuai impian saya, berusaha.........berusaha..........dan berusaha.....tak lupa untuk berdoa kepada Allah SWT. Rahmat, ganbatte!!!!!!!chayo!!

    BalasHapus
  16. Menurut saya keberhasilan seseorang itu tidak ditentukan oleh ijazah,,tetapi karena kita kreatif dalam mencari peluang dan fokus terhadap apa yg akan kita capai. Walaupun kita lulusan dari universitas ternama tetapi kita tidak kreatif dalam hal mencari peluang,,maka kita akan tertindas dan kalah dalam bersaing. Oleh karena itu hendaknya sebagai seorang sarjana, kita harus kreatif dan smart dalam mencari peluang, karena ijazah itu hanya sebuah modal awal, tapi kesuksesan adalah : PELUANG + KESEMPATAN = SUKSES..
    Terima kasih... ^___^

    BalasHapus
  17. Menambahkan pernyataan saya sebelumnya,,,yaitu...
    PELUANG + KREATIFITAS = SUKSES
    dan tetap berdoa kepada Allah SWT..
    Terima kasih.. ^____^

    BalasHapus
  18. pertama, semoga kejadian ini tidak menimpa saya ^^
    saya akan berhenti sejenak untuk mengintrospeksi diri dan mencoba membuat rencana baru..telaah segala kesalahan yang membuat saya terpuruk...dan belajar dari pengalaman teman..
    untuk menjadi orang yang sukse jangan slalu mengandalkan ijazah saja..
    tapi perlu diimbangi dengan pemikiran positif dan kreatifitas untuk berubah.
    usaha yang perlu kita lakukan jika ijazah kita tetap tidak 'bekerja' adalah dengan mengimbangi IQ,EQ,dan SQ yang kita miliki...

    BalasHapus
  19. -purnamasari-
    kalau memang kejadian tersebut diumpamakan terjadi pada diri saya (mdh2n tidak)
    yang saya lakukan adalah introspeksi diri apa yang sebenarnya kekurangan yang ada dan belum saya perbaiki,misalnya saja hal yang penting yaitu kesiapan diri kita,baik itu fisik ataupun mental. Kemudian kita lihat kemampuan kita apa sudah maksimal atau msh minimal.
    Yang kedua cara kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan orang lain.
    ketiga berdoa, mungkin doa kita belum tulus pada Yang Kuasa, jadi harus seimbangkan dulu yang horizontal dan vertikalnya.
    dan kemungkinan jika masih belum keterima itu nasib kita.... :)
    terima kasih.....

    BalasHapus
  20. lelaki pertama hanya memiliki mimpi,dan ia berpikir bahwa ia dapat mewujudkan mimpi tersebut hanya dengan secarik kertas yang dinamakan ijazah, ia masih berpikir bahwa kuncinya meraih mimpi adalah kertas tersebut, namun ia tidak pernah mengetahui apa potensi yang ada pada dirinya, ia hanya berfikir bahwa kesuksesan dapat ia raih atas apa yang ia dapat di bangku kuliah,namun ia tidak pernah berusaha untuk mengenal lingkungannya, yang sebenarnya didalamnya lah ia menemukan apa yang ia cari...sedangkan lelaki kedua, ia berpikir luas, ia mau melihat apa yang ada di sekitarnya, ia tahu potensi apa yang ada pada dirinya, ia tau apa yang ia butuhkan, sehingga ia tau betul apa yang seharusnya ia lakukan untuk mewujudkan mimpinya tersebut...karena kunci kesuksesan ada di dalam diri kita sendiri, bukan dari secarik kertas yang dinamakan ijazah..

    BalasHapus
  21. menurut saya,janganlah berfikir kegagalan dalam hidup, sebab apa yang engkau pikirkan akan dapat terjadi dalam kehidupanmu. Namun apabila kegagalan itu terjadi dalam hidup kita jangan berfikir bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, melainkan kegagalan adalah kesempatan baru untuk mencoba meraih sesuatu dengan hal yang baru dan metode yang baru juga. Sehingga kita tidak terpaku untuk meraih sesuatu dengan hal yang lama yang sebenarnya itu sudah tidak terbukti memberikan hasil sesuai dengan harapan.

    BalasHapus
  22. Saya jadi ingat kata Ayah saya bahwa:
    "Orang pintar akan kalah dengan orang rajin tetapi orang rajin akan kalah dengan orang yang beruntung"

    Orang yang memakai ijazahnya dan belum mendapatkan pekerjaan bisa kita sebut dengan orang pintar dan rajin tetapi orang yg mendapatkan ijazahnya bisa kita sebut dengan orang yg beruntung...Semuanya sama hanya ada faktor keberuntungan saja.
    Jadi untuk menjdi orang yang beruntung kita harus selalu berusaha. Seperti kata D'Masiv JANGAN MENYERAH Bro.....
    Semoga bs menjadi pertimbangan kita semua...

    Ari Puspita Wardhani

    BalasHapus
  23. humm.. sebenernya saya tipikal org yg bakal bw ijazah kmn2 de pak klo apply.. tapi gak mau nasibny sama.. aduhh naudzubillah.. hehe.. menurut saya ijazah penting.. memang hanya secarik kertas.. tapi itu kn bukti perjuangan qta.. tapi tentunya saat apply kerja hrs disertai juga oleh ilmu2 lainny.. seperti kemampuan organisasi.. kemampuan berbahasa, dan lain-lain (silakan pak isi sendiri..hehe).. jadi saat qta wawancara kerja.. kita punya "sesuatu" yang bisa dtawarkan.. jd tidak membawa diri yg "kosong".. mungkin saja c orang yg membawa ijazah kmana2 itu hanya berbekal ijazah saja tp tdk mempunyai kemampuan lain.. sedangkan yg kedua wlwpn tdk punya ijazah tp punya sesuatu yg dtawarkan.. humm.. win2 solutionny c pak.. lebih baik sudah punya ijazah.. IPK besar.. pintar berorganisasi dan pintar berbahasa juga.. lengkap kan.. hehe

    thx..
    icha

    BalasHapus
  24. ZoeL says:

    Keduanya lelaki itu sdh msing2 berusaha. dengan jalan berbeda namun menurut keduanya adalah jln yg terbaik. meski lelaki yg tanpa ijazah lebih dahulu mndapatkan pekerjaan,namun tdk menutup kmungkinan meski lambat lelaki dngan ijazah akan mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik...

    semua harapan itu tak terlepas dari usaha yg tak gentar dan doa yang tak putus kpdNya tentunya...

    Intinya cm perbedaan waktu. dan semua itu telah di atur OlehNya... jd kembali lg, Jgn pernah berhenti untuk bermimpi

    BalasHapus
  25. change your mind...

    banyak orang sukses melakukan gebrakan yang lain dari yang biasa orang lain lakukan..
    namun untuk melakukan "gebrakan" itu, perlu dipikirkan dan dianalisis dengan seksama.
    gunakan dan kembangkan softskill yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada kita..
    terimakasih

    BalasHapus
  26. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  27. Aswrwb,

    Sukses itu dihasilkan dari kombinasi IQ+EQ+SQ..
    Ijazah memang penting, sebagai bukti bahwa kita telah menyelesaikan jenjang pendidikan seperti yg disyaratkan oleh perusahaan tmpt kita melamar kerja.. tetapi seperti yg saya pernah dgr dari dosen saya, bahwa ijazah dan IPK itu tidak sepenuhnya menggambarkan kompetensi seseorang, tidak juga merupakan jaminan kesuksesan karier seseorang, lantas apa artinya? ternyata ijazah dan IPK hanyalah seleksi awal untuk memperkecil jumlah pelamar, tetapi ada yg nilainya jauh lebih besar daripada itu: softskill dan attitude..
    bagaimana kita berfikir kreatif, sepandai apa kita menempatkan diri dalam setiap keadaan, serta seluwes apa kita bertindak, itulah kunci kesuksesan..

    Insyaallah..

    BalasHapus
  28. mimpi perlu rencana dan pemikiran yang matang..tak hanya bermodalkan ijazah.kerja keras dan disiplin akan membuahkan hasil. percayalah semua kan indah pada waktunya.belajaralah pada orang yang terlebih dahulu sukses.

    BalasHapus
  29. Jika saya ada di posisi "si pemegang ijazah",, maka saya akan berfikir dimana letak kekurangan saya. Cukup berpikir realistis bahwa orang pintar dan rajin masih kalah dengan orang beruntung. Saya tidak boleh putus asa dan terus berusaha lebih baik lagi.

    _Ike Wulandari Zaldy_

    BalasHapus
  30. dlm ijazah tersurat kemampuan akademik seseorang atau dengan kata lain berapa IPK yg dimilikinya.

    tp ternyata IPK hanya menempati urutan ke 17 dari 20 daftar soft skill yg penting dimiliki seseorang.

    urutan yg pertama adalah komunikasi, selanjutnya kejujuran/integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi/inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya analitik, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, indeks prestasi (IPK >= 3,00), kreatif, humoris, dan terakhir adalah kemampuan berwirausaha (National Association of College and Employee (NACE), USA [2002]).

    BalasHapus
  31. Ijazah itu menurut saya adalah standar minimal yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga kalau ada orang yang mempunyai keterampilan, pengalaman, dedikasi, loyalitas, kejujuran atau sifat baik yang dibutuhkan dalam bekerja maka pendidikan berijazah kadang tak perlu bagi mereka.

    Untuk Indonesia, ijazah masih menjadi standard baku dalam bekerja, termasuk dalam penjenjangan karir atau untuk mengisi jabatan2 tertentu. Bahkan begitu banyaknya orang dapat membeli ijazah hanya untuk persyarat dalam dunia kerja.

    BalasHapus
  32. Ya, ijasahnya jangan dibawa kemana2 ntar ilang lagi, tunjukan kemapuan anda dan loyalitas anda terhadap suatu pekerjaan. Jangan pilih2 pekerjaan kalo kita belum mempunyai suatu pengalaman yang bisa kita andalkan, lakukan sesutu bukan untuk dinilai tapi untuk pengalaman diri sendiri.

    Florida Kumar

    BalasHapus
  33. sebenarnya wajar mengandalkan ijazah utk mencari pekerjaan, namun jgn pernah merasa cukup dan berbangga hati hanya dgn ijazah saja, banyak faktor yg dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang, terutama soft skill. jadi jgn hanya terpaku dgn sarjana saja, ilmu dan kreativitas perlu dikombinasikan dan dioptimalkan

    BalasHapus